Minggu, 15 April 2012

Majas perbandingan

Majas perbandingan ialah majas yang berusaha membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain.

a. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh:
· Hati-hatilah kamu dalam mendayung bahtera rumah tangga, mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan badai dan gelombang.
· Apabila suami-istri, antara nahkoda dan juru mudinya itu seia sekata dalam melayarkan bahtera, niscaya ia akan sampai ke pulau tujuan.


b. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh:
· Banyak korban berjatuhan pada perang dunia kedua.
· Apakah setiap guru harus bernasib seperti Umar Bakri?

c. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
Contoh:
· Rumah itu bagaikan istana seorang raja.


d. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
Contoh:
· Dia dianggap anak emas dalam keluarganya.
· Perpustakaan adalah gudang ilmu.
· Raja siang keluar dari ufuk timur.


e. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.


f. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.


g. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.


h. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.


i. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
· Para siswa senang sekali membaca Andrea Hirata.
· Dalam pertandingan kemarin Indonesia memperoleh perunggu, sedangkan Singapura memperoleh perak.
· Ayang baru saja membeli Zebra padahal saya ingin Kijang.


j. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.


k. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh :
· Si monyet tinggal di hutan. uu aa uu aa
· Kami berharap Anda dapat menerima pemberian yang tidak berharga ini.
· Gajiku tak seberapa, hanya cukup untuk makan anak dan istri.
· Pertolongan apakah yang Anda harapkan dari saya yang lemah dan bodoh ini ?
· Terimalah bingkisan yang tidak tidak berarti ini.

l. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal. Contoh :
· Saya terkejut setengah mati mendengar suara geledek itu.
· Tubuhnya kurus kering setelah ditinggalkan oleh ayahnya.
· Pekik merdeka berkumandang di angkasa.
· Cita-cita anak itu setinggi langit Saya terkejut setengah mati mendengar suara geledek itu.
· Tubuhnya kurus kering setelah ditinggalkan oleh ayahnya.
· Pekik merdeka berkumandang di angkasa.
· Cita-cita anak itu setinggi langit.
· Terik matahari membakar tulangku.


m. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
Contoh:
· Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.
· Daun kelapa melambai-lambai di tepi pantai.
· Awan hitam menebal diiringi halilintar bersahut-sahutan.
· Bel sekolah memanggil-manggil para siswa untuk masuk ruangan.


n. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.


o. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh:
· Paman saya mempunyai atap di Jakarta.
· Sampai sore ini dia belum kelihatan batang hidungnya.
· Kami akan membeli tiga ekor ayam untuk lebaran nanti.

p. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
Contoh:
· Indonesia meraih medali emas dalam kejuaraan bulutangkis.
· Sekolah kami meraih juara pertama dalam pertandingan sepak bola.


q. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
Contoh:
· Maaf, saya mau ke belakang sebentar.
· Anak bapak ini agak kurang pendengaran.


r. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.


s. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.


t. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.


u. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.


v. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.


w. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
Contoh:
· Kayak cacing kepanasan aja loe!


x. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar