Kamis, 12 April 2012

Paragraf Deskriptif

Paragraph deskriptif adalah paragraph yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tujuannya adalah melukiskan atau memberikan gambaran dengan terperinci (sejelas-jelasnya) tentang suatu hal (objek) sehingga seolah-olah pembaca dapat melihat sendiri objek tersebut. Hasan Alwi mengatakan ciri-ciri paragraf deskriptif adalah 
1.       bertujuan melukiskan suatu objek;
2.       dibatasi dalam dimensi ruang berdasarkan apa yang dilihat dan/atau didengar.
                Persiapan/langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menyusun paragraf deskriptif adalah sebagai berikut.
1.       mengumpulkan data yang menggambarkan ciri dari suatu objek misalnya manusia, benda, hewan, tumbuhan, atau lingkungan sesuai hasil pengamatan (observasi).
2.       mengungkapkan setiap data yang terkumpul dengan kalimat yang baik secara berurutan.
3.       menyusun semua kalimat tersebut menjadi paragraf deskriptif.
                Secara umum paragraf deskriptif dibedakan atas dua macam, yaitu paragraf deskriptif spasial dan deskriptif objektif.
1.       Paragraf deskriptif spasial adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa.
Contoh:
Malam gelap-gulita di hulu sungai Ketahun . . . sebentar-sebentar hiruk pikuk yang tiada berketentuan itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendahsyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang raja rimba alah jatuh ke tanah untuk selama-lamanya.
Ramai peperangan di rimba itu dan rupanta tak akan berhenti. Tak ada kasihan–mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang mengangkatnya.
Sekali-sekali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api, tetapi dalam sekejap mata hilanglah cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu, dimusnakan oleh musuh lamanya ”raja gulita”.
Sumber: Tak Putus Dirundung Malang, 1995: 1

2.       Paragraf deskriptif objektif adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan keadaannya.
        Apabila objek yang dilukiskan itu seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohaniah meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam suatu bidang kerja, harta/milik, dan sebagainya.
Contoh:
Dari sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki, Syahbuddin. Pakaiannya, celana pendek dan baju kaos yang telah koyak, melukiskan kemiskinan dan kemelaratan yang sehari-hari dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, dan lengannya yang kukuh, penuh urat dan tidak tertutup baju kaosnya dapat dilihat betapa berat pekerjaan sehari-harinya.
Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis dan matanya yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh dengan onak, ranjau, dan duri.
Sumber: Tak Putus Dirundung Malang, 1995: 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar