Protein
yang dihasilkan dengan menggunakan jasa mikroorganisme bersel satu disebut
protein sel tunggal. Mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai penghasil
protein yang telah diteliti para
ahli adalah bakteri, ragi, jamur, dan ganggang. Mikroorganisme bersel satu yang
digunakan sebagai sumber makanan untuk manusia mulai dikembangkan pada awal
abad ke 19, khususnya dari golongan ragi Torula. Torula ini mula-mula ditemukan oleh Henneberg (1926) yang
terkontaminasi pada pabrik ragi (Saccharomyces) di Jerman dan diberinya nama
Torula utilis. Ragi ini banyak digunakan untuk membuat makanan ternak. Ragi ini
oleh Lodder J. dan Kreger van Rij (1952) dimasukkan ke dalam genus Candida.
Selama
perang Dunia II (1939-1948) ragi Candida utilis telah digunakan sebagai makanan
oleh tentara Jerman. Ganggang dari genus Spirulina juga telah lama digunakan
sebagai sumber protein oleh manusia. Kemudian ganggang Chlorella sp dan
Scenedermus sp juga telah digunakan sebagai sumber protein. Ganggang Chlorella
telah diolah dan dibuat dalam bentuk tablet dengan nama sunchlorella. Bakteri
dan ragi lebih cepat berkembangbiak dan kandungan proteinnya lebih tinggi
daripada yang terkandung pada jamur berfilamen dan ganggang. Waktu untuk
memperbanyak sel bakteri dan ragi 20-120 menit, sedangkan ganggang dan jamur
2-5 jam.
Oleh
sebab itu bakteri dan ragi sangat menarik sekali untuk diproduksi, tetapi
kelemahannya adalah bakteri dan ragi mengandung asam nukleat yang cukup tinggi
dibandingkan dengan yang terkandung pada jamur berfilamen. Hal ini merupakan
halangan untuk dapat digunakan sebagai makanan manusia. Di samping itu untuk
mengambil hasilnya juga mengalami kesukaran karena ukuran bakteri dan ragi
sangat kecil. Jamur dan ganggang kecepatan perkembangbiakannya lebih lambat dan
kandungan asam nukleatnya juga rendah yaitu kira-kira 5 % dan umumnya untuk
pengambilan hasilnya juga tidak mengalami kesulitan. Penggunaan
PST untuk makanan manusia masih terbatas, antara lain karena kadar asam
nukleatnya tinggi, dinding selnya keras, warna, bau, dan rasa yang kurang enak,
serta sifat karsinogenik yang berasal dari sisa medium yang digunakan untuk
pertumbuhan mikroorganisme atau hasil reaksi kimia selama proses pembuatan.
Kadar
asam nukleat dalam PST dapat dikurangi antara lain dengan cara mengaktifkan
enzim ribonuklease atau menambahkan enzim ribonuklease, mengendapkan dengan
menambahkan bahan-bahan kimia. Kelebihan Protein Sel Tunggal adalah sebagai
berikut.
a.
Perkembangan mikroorganisme sangat cepat jika dibandingkan dengan tanaman
maupun hewan.
b.
Mikroorganisme mudah dimodifikasi secara genetik, misalnya dengan cara dimutasi
untuk perbaikan produksi.
c.
Kandungan protein mikroorganisme lebih tinggi dibandingkan dengan protein
hewani
d.
Mikroorganisme dapat menggunakan macam-macam medium antara lain petroleum,
metana, metanol, selulosa, dan serbuk gergaji.
e.
Untuk memproduksi PST tidak memerlukan tanah yang luas dan tidak tergantung
iklim jika dibandingkan dengan memproduksi tumbuhan atau hewan ternak.
f.
Mikroorganisme dapat dipilih yang tepat dan unggul secara genetik.
g.
Campuran-campuran PST dan hasil produksi dapat disesuaikan dengan permintaan
pasaran.
kok nggak ada penjelasan tentang mikroorganisme penghasil sel tunggal...?
BalasHapus