Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Selasa, 08 Mei 2012

Pengaturan Kadar Glukosa


Darah Kadar glukosa plasma pada suatu saat ditentukan oleh keseimbangan antara jumlah glukosa yang masuk ke dalam aliran darah dan jumlah yang meninggalkannya (Ganong, 2003). Pengaturan besarnya kadar glukosa darah pada orang normal sangatlah sempit, pada orang yang sedang berpuasa kadar glukosa darah ini hanya diantara 80 dan 90 mg/dL (darah yang diukur pada waktu sebelum makan pagi). Konsentrasi ini meningkat menjadi 120-140 mg/dL selama jam pertama atau lebih setelah makan, namun ada suatu sistem umpan balik yang mengatur kadar glukosa darah yang dengan cepat mengembalikan konsentrasi glukosa ke nilai kontrolnya, biasanya ini terjadi pada waktu dua jam sesudah absorpsi karbohidrat yang terakhir.

Mekanisme yang dipakai untuk mencapai pengaturan yang sangat bermakna yaitu:
1) Hati berfungsi sebagai suatu sistem penyanggadarah-glukosa yang sangat penting. Jadi, bila sesudah makan maka kadar glukosa darah meningkat sampai konsentrasinya tinggi sekali, yang juga akan disertai dengan meningkatnya sekresi insulin, yakni sebanyak dua pertiga dari glukosa yang diabsorpsi dari usus itu dalam waktu yang singkat disimpan di dalam hati dalam bentuk glikogen. Lalu, selama beberapa jam berikutnya, bila konsentrasi glukosa darah dan kecepatan sekresi insulin berkurang, maka hati melepaskan glukosa kembali ke dalam darah. Dengan cara ini, hati mengurangi perubahan konsentrasi glukosa darah sampai kira-kira tiga kali lipat. Ternyata, pada pendeita-penderita penyakit hati yang parah, kita hampir tidak mungkin menjaga tetapnya konsentrasi glukosa darah dalam batas yang sempit ini.
2) Fungsi insulin dan glukagon sangat penting dan fungsi ini terpisah dari sistem pengatur umpan balik yang menjaga tetap normalnya konsentrasi glukosa darah. Bila konsentrasi glukosa darah ini meningkat sangat tinggi, maka timbul sekresi insulin; dimana insulinnya sendiri sebaliknya mengurangi konsentrasi glukosa darah itu agar kembali ke nilai normalnya. Sebaliknya, berkurangnya kadar glukosa darah merangsang timbulnya sekresi glukagon, selanjutnya glukagon ini akan berfungsi secara berlawanan yakni akan meningkatkan kadar glukosa darah itu agar kembali ke nilai normalnya. Pada sebagian besar kondisi yang normal, mekanisme umpan balik insulin ini jauh lebih berguna daripada mekanisme glukagon, namun pada keadaan dimana masukan glukosa kurang atau pada bekerja dimana ada pemakaian glukosa secara berlebihan dan pada keadaan-keadaan yang sangat menegangkan maka mekanisme glukagon ini sangat penting.
3) Pada keadaan hipoglikemi, ada efek langsung dari kadar glukosa darah dalam hipotalamus yang dapat merangsang sistem saraf simpatis. Sebaliknya, hormon epinefrin yang disekresikan oleh kelenjar adrenal menyebabkan tetap terlepasnya glukosa dari hati. Jadi, epinefrin juga menjaga agar tidak timbul hipoglikemia yang parah.
4) Sesudah beberapa jam dan beberapa hari, sebagai suatu respons terhadap keadaan hipoglikemi yang lama, akan timbul sekresi hormon pertumbuhan dan kortisol, dan kedua hormon ini nanti mengurangi kecepatan pemakaian glukosa oleh sebagian besar sel tubuh. Keadaan ini juga membantu mengembalikan konsentrasi glukosa darah ke nilai normal (Guyton, 1996).

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar