Darah
Kadar glukosa plasma pada suatu saat ditentukan oleh keseimbangan antara jumlah
glukosa yang masuk ke dalam aliran darah dan jumlah yang meninggalkannya
(Ganong, 2003). Pengaturan besarnya kadar glukosa darah pada orang normal
sangatlah sempit, pada orang yang sedang berpuasa kadar glukosa darah ini hanya
diantara 80 dan 90 mg/dL (darah yang diukur pada waktu sebelum makan pagi).
Konsentrasi ini meningkat menjadi 120-140 mg/dL selama jam pertama atau lebih
setelah makan, namun ada suatu sistem umpan balik yang mengatur kadar glukosa
darah yang dengan cepat mengembalikan konsentrasi glukosa ke nilai kontrolnya,
biasanya ini terjadi pada waktu dua jam sesudah absorpsi karbohidrat yang
terakhir.
Mekanisme
yang dipakai untuk mencapai pengaturan yang sangat bermakna yaitu:
1) Hati
berfungsi sebagai suatu sistem penyanggadarah-glukosa yang sangat penting.
Jadi, bila sesudah makan maka kadar glukosa darah meningkat sampai
konsentrasinya tinggi sekali, yang juga akan disertai dengan meningkatnya
sekresi insulin, yakni sebanyak dua pertiga dari glukosa yang diabsorpsi dari
usus itu dalam waktu yang singkat disimpan di dalam hati dalam bentuk glikogen.
Lalu, selama beberapa jam berikutnya, bila konsentrasi glukosa darah dan
kecepatan sekresi insulin berkurang, maka hati melepaskan glukosa kembali ke
dalam darah. Dengan cara ini,
hati mengurangi perubahan konsentrasi glukosa darah sampai kira-kira tiga kali
lipat. Ternyata, pada pendeita-penderita penyakit hati yang parah, kita hampir
tidak mungkin menjaga tetapnya konsentrasi glukosa darah dalam batas yang
sempit ini.
2)
Fungsi insulin dan glukagon sangat penting dan fungsi ini terpisah dari sistem
pengatur umpan balik yang menjaga tetap normalnya konsentrasi glukosa darah.
Bila konsentrasi glukosa darah ini meningkat sangat tinggi, maka timbul sekresi
insulin; dimana insulinnya sendiri sebaliknya mengurangi konsentrasi glukosa
darah itu agar kembali ke nilai normalnya. Sebaliknya, berkurangnya kadar
glukosa darah merangsang timbulnya sekresi glukagon, selanjutnya glukagon ini
akan berfungsi secara berlawanan yakni akan meningkatkan kadar glukosa darah
itu agar kembali ke nilai normalnya. Pada sebagian besar kondisi yang normal,
mekanisme umpan balik insulin ini jauh lebih berguna daripada mekanisme
glukagon, namun pada keadaan dimana masukan glukosa kurang atau pada bekerja
dimana ada pemakaian glukosa secara berlebihan dan pada keadaan-keadaan yang
sangat menegangkan maka mekanisme
glukagon ini sangat penting.
3) Pada
keadaan hipoglikemi, ada efek langsung dari kadar glukosa darah dalam
hipotalamus yang dapat merangsang sistem saraf simpatis. Sebaliknya, hormon
epinefrin yang disekresikan oleh kelenjar adrenal menyebabkan tetap terlepasnya
glukosa dari hati. Jadi, epinefrin juga menjaga agar tidak timbul hipoglikemia
yang parah.
4) Sesudah beberapa jam dan
beberapa hari, sebagai suatu respons terhadap keadaan hipoglikemi yang lama,
akan timbul sekresi hormon pertumbuhan dan kortisol, dan kedua hormon ini nanti mengurangi kecepatan pemakaian
glukosa oleh sebagian besar sel tubuh. Keadaan ini juga membantu mengembalikan
konsentrasi glukosa darah ke nilai normal (Guyton, 1996).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar