Cooper dan Straw (1995) mengemukakan gejala stres dapat berupa tanda-
tanda berikut ini:
a. Fisik,
yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab,
rnerasa panas, otot-otot tegang, pencemaan terganggu, sembelit, letih yang
tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah.
b. Perilaku,
yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, saiah paham, tidak
berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan
semangat, sulit konsentrasi, sulit berpikir jernih, sulit membuat keputusan,
hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam penampilan dan hilangnya minat
terhadap orang lain.
c. Watak dan kepribadian,
yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang berlebihan, cemas menjadi
lekas panik, kurang percaya diri menjadi rawan, penjengkel menjadi
meledak-ledak.
Sedangkan gejala stres di tempat kerja, yaitu meliputi: kepuasan kerja
rendah, kinerja yang menurun, semangat dan energi menjadi hilang, komunikasi
tidak lancar, pengambilan keputusan jelek, kreatifitas dan inovasi kurang,
bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif. Semua yang disebutkan di atas
perlu dilihat dalam hubungannya dengan kualitas kerja dan interaksi normal
individu sebelumnya.
Stres kerja dapat memiliki pengaruh positif maupun negatif dan
keduanya dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Akibat dari
stres banyak yang bervariabel. Stres yang bersifat positif, seperti motivasi
pribadi, rangsangan untuk bekerja lebih keras, dan meningkatnya inspirasi hidup
yang lebih baik. Meskipun demikian, banyak efek yang mengganggu dan secara
potensial berbahaya.
Menurut Gibson (1996) ada lima macam konsekuensi dari stres:
a. Subyektif,
meliputi: kecemasan, agresif, acuh, kebosanan, depresi, keletihan,
frustasi, kehilangan kesabaran, rendah diri, gugup, merasa kesepian.
b. Perilaku,
yang menunjukan gejala stres adalah mudah mendapat kecelakaan,
kecanduan alkohol, penyalahgunaan obat-obatan, luapan emosional, makan atau
merokok secara berlebihan, perilaku yang mengikuti kata hati, tertawa.
c. Kognitif,
akibat stres yang bersifat kognitif dapat menyebabkan ketidakmampuan
mengambil keputusan yang jelas, daya konsentrasi rendah, kurang perhatian,
sangat sensitif terhadap kritik, hambatan mental.
d. Fisiologis,
stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme tubuh, kandungan
glukosa darah meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut
kering, berkeringat, bola mata melebar, tubuh panas dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar