Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak dapat
berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam
pembentukan dan perkembangan kepribadian sangatlah besar artinya. Banyak faktor dalam keluarga yang ikut
berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam keluarga
yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian adalah praktik
pengasuhan anak. Hal tersebut dikuatkan
oleh pendapat Brown (1961: 76) yang mengatakan bahwa keluarga adalah lingkungan
yang pertama kali menerima kehadiran anak. Orang tua mempunyai berbagai macam
fungsi yang salah satu di antaranya ialah mengasuh putra-putrinya. Dalam mengasuh anaknya orang tua dipengaruhi
oleh budaya yang ada di lingkungannya.
Di samping itu, orang tua juga
diwarnai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan
mengarahkan putra-putrinya. Sikap
tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anaknya yang berbeda-beda,
karena orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu.
Pola asuhan itu menurut Stewart dan Koch (1983: 178) terdiri dari tiga
kecenderungan pola asuh orang tua yaitu:
a. Pola asuh otoriter,
b. Pola asuh demokartis, dan
c. Pola asuh permisif.
Sebagai pengasuh dan pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat
berperan dalam meletakan dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua
selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara
sadar atau tak sadar diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi
anak-anaknya.
Hal demikian disebabkan karena anak mengidentifikasikan diri pada
orang tuanya sebelum mengadakan identifikasi dengan orang lain (Bonner 1953:
207). Faktor lingkungan sosial memiliki sumbangannya terhadap perkembangan
tingkah laku individu (anak) ialah keluarga khususnya orang tua terutama pada
masa awal (kanak-kanak) sampai masa remaja.
Dalam mengasuh anaknya orang tua cenderung menggunakan pola asuh
tertentu.
Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam mewarnai
perkembangan terhadap bentuk- bentuk perilaku sosial tertentu pada
anaknya. Pola asuh orang tua merupakan
interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik,
membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan
sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Kohn (dalam Taty
Krisnawaty, 1986: 46) menyatakan bahwa pola asuhan merupakan sikap orang tua
dalam berinteraksi dengan anak-anaknya.
Sikap orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan,
hadiah maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang
tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya. Dalam melakukan
tugas-tugas perkembangannya, individu banyak dipengaruhi oleh peranan orang tua
tersebut. Peranan orang tua itu
memberikan lingkungan yang memungkinkan anak dapat menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya.
Melly Budiman (1986: 6) mengatakan bahwa keluarga yang dilandasi kasih
sayang sangat penting bagi anak supaya anak dapat mengembangkan tingkah laku
sosial yang baik. Bila kasih sayang
tersebut tidak ada, maka seringkali anak akan mengalami kesulitan dalam
hubungan sosial, dan kesulitan ini akan mengakibatkan berbagai macam kelainan
tingkah laku sebagai upaya kompensasi dari anak. Sebenarnya, setiap orang tua itu menyayangi
anaknya, akan tetapi manifestasi dari rasa sayang itu berbeda-beda dalam penerapannya; perbedaan itu akan nampak dalam
pola asuh yang diterapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar