Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Rabu, 18 April 2012

Majas sindiran dan Majas pertentangan

1) Majas sindiran
Majas sindiran yaitu majas yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan pada orang lain dengan cara menyindir.

a. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh:
· Bagus sekali rapormu, banyak benar angka merahnya.
· Rajin sekali kamu, lima hari tidak masuk sekolah.
b. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
Contoh:
· Pergi kau dari sini, bangsat!
· Rupanya kamu yang merebut kekasihku, bajingan!
c. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Contoh:
· Perkataanmu sangat menyebalkan. Kata-kata itu tidak pantas disampaikan oleh orang terpelajar seperti kamu !
· Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu.
d. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
e. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

2) Majas pertentangan
Majas pertentangan adalah bahasa yang diungkapkan dengan cara mempertentangkan suatu hal yang berfungsi mempertegas arti atau maksud.

a. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
Contoh:
· Daerah ini tandus, tapi penduduknya makmur.
b. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
Contoh:
· Nuklir dapat menjadi pemusnah masal, tetapi juga dapat mensejahterakan kehidupan umat manusia.
· Yang tetap dalam dunia ini adalah perubahan.
· Api dapat menjadi kawan atau lawan.
c. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
Contoh:
· Tua muda, besar kecil, laki-laki perempuan semua hadir dalam pertunjukan itu.
d. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Contoh:
· Tahun ini semua anak kelas 8 bilingual naik kelas, kecuali dia.
e. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.
Contoh:
· Ada sebuah karangan fiksi dengan setting perang dunia I. “arahkan bom nuklir kea rah mereka, dan luncrkan!” padahal, pas perang dunia I belum ada roket nuklir.
f. Okupasi: gaya bahasa yang mengandung bantahan atas suatu hal yang kemudian disampaikan pula penjelasannya.
Contoh:
· Merokok itu mengganggu kesehatan, tetapi ada juga yang tidak bisa bekerja tanpa merokok.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar