Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Senin, 30 April 2012

Pembelajaran Kosakata bahasa Inggris


Pembelajaran kosakata mempunyai permasalahan yang cukup kompleks, ada banyak faktor yang terlibat dan perlu dipertimbangkan. Masalah dalam pengajaran berkaitan dengan peningkatan keberhasilan belajar siswa dalam bahasa yang dipelajari, bahasa target.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran bahasa Inggris adalah sebagai berikut.
1) Performative. Pada tahap ini siswa mampu membaca dan menulis, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan dan berkomunikasi dalam konteks terbatas.
2) Fungsional. Siswa diharapkan dapat menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, membaca manual.
3) Pada tingkat informasional siswa diharapkan dapat mengakses pengetahuan dengan kemampuan bahasanya. Adanya kaitan antara penguasaan keterampilan siswa dengan kemampuan apresiasi sastra (mempresentasikan karya sastra).
4) Pada tingkat episdemik siswa diharapkan dapat mentransformasi pengetahuan dalam bahasa tertentu ( Chodidjah, 2007: 7).

Tingkat kemampuan dirasa cukup realistis mengingat kosakata sangat penting dalam pelajaran bahasa Inggris tingkat sekolah dasar yang dimulai pada kelas empat dengan jam pelajaran 2 X 35 menit per minggu. Diperkirakan jumlah pertemuan dalam satu tahun adalah 34 sampai dengan 38 minggu (pertemuan). Hal ini bukan jangka waktu yang lama untuk membuat siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris, maka pengetahuan yang diberikan dibatasi sehingga sebagian waktu digunakan untuk melatih kompetensi komunikatif dan berinteraksi dalam konteks sekolah. Penekanan pendidikan dalam bahasa Inggris di SD adalah penguasaan bahasa lisan yang digunakan untuk berinteraksi di dalam kelas (Chodidjah, 2007: 8).

Pemerintah secara khusus memberikan perhatian pada pembelajaran bahasa Inggris tingkat SD sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional khususnya pasal 19 (1) tentang standar proses yang berbunyi, “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Chodidjah, 2007: 3). Sesuai dengan Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) tingkat sekolah dasar, pembelajaran bahasa dipengaruhi oleh kemampuan memahami (comprehension) dan mempergunakan (production), yang memiliki sifat reseptif dan produktif.

Kemampuan reseptif terdiri atas dua macam kemampuan berbahasa, yaitu
a) Membaca nyaring dan memahami makna dalam intruksi, informasi, teks fungsional pendek, teks diskriptif bergambar sangat sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
b) Mendengarkan, memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana yang disampaikan secara lisan yang berupa lambang bunyi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.

Sementara itu, kemampuan produktif terdiri atas dua macam kemampuan berbahasa yaitu
a) Kemampuan berbicara, kemampuan menghasilkan ide dan pikiran secara lisan dalam wacana sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar. Untuk berbicara harus menguasai secara aktif struktur dan kosakata bahasa yang bersangkutan.
b) Kemampuan menulis, menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat dalam kegiatan menghasilkan bahasa secara tertulis Dalam penulisan diperlukan pengetahuan tentang struktur dan kosakata bahasa yang bersangkutan (Burhan, 2001: 45). Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi di jenjang internasional dan global, baik secara lisan maupun tulisan.

Departemen Pendidikan Nasional, yang sedang mempersiapkan standar kompetensi dalam kurikulum, menetapkan bahwa kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa Inggris. Dengan demikian, bahasa Inggris berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka mengakses informasi selain sebagai alat untuk membina hubungan interpersonal, bertukar informasi serta menikmati estetika bahasa dalam budaya Inggris.

Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris bertujuan sebagai berikut:
1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, baik dalam bentuk lisan maupun tulis, yang meliputi kemampuan mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).
2) Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa dan pentingnya bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar (Chodidjah, 2007: 5).

Sumber:  UNUD

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar