Pengertian Recount
Recount text adalah teks yang ditulis untuk menceritakan kembali informasi atau hiburan. Jenis teks ini biasanya berupa berbagai teks yang menceritakan peristiwa dimasa lampau misalnya kisah pengalaman menarik, diary,peristiwa bersejarah, surat pribadi, biografi, autobiografi. Kita juga bisa menemukan teks ini pada artikel Koran maupun majalah. Laporan kegiatan harian juga biasanya berbentuk recount. Apabila teks tersebut berisi peristiwa bersejarah, maka bisa dikelompokkan dalam historical recount. Teks ini misalnya the story of pangeran diponegoro, RA Kartini, Thomas Alfa Edison dll.
Tujuan Recount
Tujuan menceritakan memberikan informasi tentang apa yang terjadi, kapan itu terjadi, di mana hal itu terjadi dan siapa yang terlibat.
Susunan Penulisan Teks
teks ini disusun dengan rangkaian cerita sebagai berikut:
1. orientation
pada bagian ini pembaca / pendengar dikenalkan pada hal-hal yang terkait dengan setting cerita, setting tempat maupun waktu dan juga pengenalan tokoh
2. series of events
deskripsi peristiwa yang terjadi yang disusun sesuai urutan kejadian
event 1 - event 2 - event 3 - …….dst.
deskripsi peristiwa yang terjadi yang disusun sesuai urutan kejadian
event 1 - event 2 - event 3 - …….dst.
3. re-orientation
boleh ada boleh tidak ada (optional) merupakan bagian rangkuman cerita sekilas.
Language Features / Ciri-ciri Kebahasaan
1. specific participant , tokoh yang ada dalam cerita adalah bersifat tertentu, tidak bersifat umum misalnya : RA Kartini, My friend, Roni dll.
2. penggunaan adjective (kata sifat) untuk memperjelas noun (kata benda) misalnya digunakan untuk ungkapan berikut : a beautiful house, a nice experience, dll.
3. memakai pola kalimat simple past tense, pola kalimat yang digunakan adalah simple past karena menceritakan peristiwa yang terjadi diwaktu lampau.
4. time conjunction / penghubung waktu untuk menghubungkan alur satu dengan yang lain menjadi runut dan mudah diikuti. conjunction yang sering dipakai adalah : when, then, suddenly, next dll.
5. action verbs , terdapat kata kerja yang menunjukkan sebuah kegiatan (aktifitasnya bisa dilihat) misalnya : run, sleep, walk, cut dll.
2. penggunaan adjective (kata sifat) untuk memperjelas noun (kata benda) misalnya digunakan untuk ungkapan berikut : a beautiful house, a nice experience, dll.
3. memakai pola kalimat simple past tense, pola kalimat yang digunakan adalah simple past karena menceritakan peristiwa yang terjadi diwaktu lampau.
4. time conjunction / penghubung waktu untuk menghubungkan alur satu dengan yang lain menjadi runut dan mudah diikuti. conjunction yang sering dipakai adalah : when, then, suddenly, next dll.
5. action verbs , terdapat kata kerja yang menunjukkan sebuah kegiatan (aktifitasnya bisa dilihat) misalnya : run, sleep, walk, cut dll.
contoh recount text
RA Kartini
Every April 21, people in Indonesia commemorate the Kartini day. It is a beautiful day for the woman because we celebrate the birth of great lady, RA. Kartini. Everyone knows who kartini is. She is our national heroine and a great lady with the bright idea. Kartini was born in 1879, April 21 in Mayong Jepara. Her father was RMAA. Sosroningrat, Wedana (assistant of head of regency) in Mayong. Her mother, MA Ngasirah was a girl from Teluk Awur village in Jepara. As the daughter of a noble family, she felt luck because she got more than the ordinary people got. She got better education than other children. She did anything she wants although it was forbidden. She passed her childhood with her brother and sister. Because she was very energetic, her father called her "trinil" Then her father was chosen as Bupati (the head of regency) in Jepara. She and her family then moved from Mayong to Jepara. In the same year, Kartini's second sister RA Kardinah was born. The environment in Jepara gave her big chance to develop her idea. She could study at the Dutch owned school where only children from noble family could study here. Few years after finishing her study, RA. Kartini was willing to continue her study in higher level. But the custom of that day forbid a woman to go to school. A tradition of that time, a teenage girl should be secluded and limited her activity. So was Kartini. She was secluded inside the house and forbidden to go out until a man propose her. The rule could restrict her body but not her mind. During her "pingitan" time, she spent her time by reading book which she got from her relatives. Although she was not able to continue her study to higher level, she was smart had a bright idea. She got the knowledge from the books she read. To express her idea, she established a school for local people on the backyard of Jepara city hall. In November 12,1903, she married Adipati Djoyodiningrat, the head of Rembang regency. According to Javanese tradition Kartini had to follow her husband. Then she moved to Rembang. In September 13, 1904 she gave a birth to her son. His name was Singgih. But after giving birth to a son, her condition was getting worse and she finally passed away on September 17, 1904 on her 25 years old. Now Kartini has gone. But her spirit and dream will always be in our heart. Nowadays Indonesian women progress is influenced by Kartini's spirit stated on collection of letter "Habis gelap terbitlah terang"
from the dusk to the dawn.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar