Anda tentu pernah mendengar istilah resensi. Jika Anda suka membaca koran, terutama edisi Minggu, Anda akan menemukan halaman yang khusus memuat resesensi. Istilah yang digunakan selain resensi adalah timbangan, neraca, ulasan, dan sebagainya. Biasanya yang diresensi merupakan buku terbita baru. Inti dari resensi adalah memberi tahu kepada calon pembaca tentang keunggulan dan kelemahan buku, sekaligus saran kepada calon pembaca mengenai perlu atau tidaknya buku itu dibaca.
Untuk membuat sebuah resensi yang baik, penulis harus menetapkan sasaran dalam menilai sebuah buku atau hasil karya sebagai berikut :
1) Sasaran Resensi, yang meliputi :
a. Latar Belakang. Bagian ini menyajikan tema secara singkat ditambah dengan deskripsi mengenai buku tersebut. Deskripsi mengenai buku tidak hanya menyangkut isinya, tetapi juga identitaas bukunya.
b. Jenis Buku. Penulis resensi perlu menunjukkan kepada calon pembaca mengenai jenis buku yang diresensinya; roman, bibliografi, buku filsafat, buku ilmu pengetahuan, cerita detektif, dan sebagainya.
c. Keunggulan buku. Ada empat hal yang digunalan penulis resensi untuk menunjukkan keunggulan buku, yakni ;
· Organisasi
Maksudnya adalah kerangka buku itu. Apakah hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya harmonis, jelas, dan memperlihatkan perkembangan yang masuk akal atau tidak.
· Isi
Mempersoalkan bagaimana isi buku tersebut; apakah pengarang memberikan detail, teliti, memberikan sugestinya atau tidak.
· Bahasa
Menili bahasa yang digunakan dalam buku itu. Bahasa yang digunakan untuk buku ilmiah dan buku sastra jelas berbeda. Bahasa untuk karya ilmiah harus bersifat denotatif, hanya boleh menimbulkan satu penafsiran, sedangkan bahasa sastra memungkinkan orang mengembangkan imajinasinya sehingga dapat menimbulkan konotasi.
· Perwajahan Buku
Mengulas perwajahan buku ( lay out ), misalnya apakah terdapat salah cetak. Demikian pula tentang keserasian tata letak, gambar, ddan kulit buku dapat diulas di sini.
2) Aktualisasi Buku
Bukan hanya buku baru, buku lama pun layak diresensi jika temanya masih atau kembali relevan. Misalnya buku karya Bung Karno “Di bawah Bendera Revolusi” diresensi orang pada awal revormasi, padahal buku ini dilarang beredar di masa orde baru. Pada awal revormasi, masyarakat perlu mengetahui sejarah pergerakan bangsa masa lalu yang terangkum dalam buku tersebut.
3) Menjernihkan Ilmu Pengetahuan
Peresensi yang berpenglaman akan segera tahu keunggulan sebuah buku, apakah buku itu asli dari penulis atau kutipan dari penulis lain. Bila ia menyebutkan dalam resensinya, berarti ia telah menyelamatkan dunia ilmu pengetahuan dari kejahatan intelektual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar