Bentuk ulang atau kata ulang adalah sebuah bentuk gramatikal yang berwujud penggandaan sebagian atau seluruh bentuk dasar kata.
Perhatikan contoh berikut!
Acara sengaja diadakan untuk anak-anak di bawah usia tujuh tahun.
Kata anak-anak merupakan kata ulang. Bentuk dasar pengulangan tersebut adalah kata anak, yang berarti “ satu anak” (tunggal), setelah diulang menimbulkan makna baru, yaitu “jamak” (banyak anak).
Lain halnya dengan kalimat berikut.
“Koran, koran, koran!” teriak loper koran.
Meskipun kata koran yang pertama diulang sebanyak dua kali, perulangan tersebut tidak menimbulkan makana baru, tetapi hanya menyatakan intensitas.
Selain perulangan menimbulkan makan baru, kata ulang juga tampak dari penggunan tanda hubung (kecuali kata ulang dwipurwa) dan hanya digunakannya satu kata sebagai pengulangannya.
Jenis-jenis kata ulang dijelaskan sebagai berikut ini.
a. Kata Ulang Dwipurwa
Kata ulang dwipurwa adalah pengulangan yang dilakukan atas suku kata pertama dari sebuah kata. Dalam pengulangan tersebut, vokal suku kata awal yang diulang mengalami pelemahan karena menghasilkan satu suku kata tambahan. Hal ini dapat ditunjukkan dalam proses pembentukan kata lelaki.
b. Kata Ulang Dwilingga
Lingga adalah bentuk dasar. Jadi, kata ulang dwilingga merupakan pengulangan bentuk dasar sutuhnya. Contohnya, kata pedagang-pedagang.
c. Kata Ulang Dwilingga Salin-Suara
Kata ulang jenis ini merupakan kata ulang yang mengulang untuk dasar seutuhnya, tetapi terjadi perubahan bunyi pada salah satu fonem atau lebih. Contohnya, ramah-tamah dan corat-coret.
d. Kata Ulang Dwilingga Berimbuhan
Kata ulang bentuk ini merupakan pengulangan bentuk dasar seutuhnya, tetapi salah satu atau kedua bentuk dasarnya mendapat imbuhan. Contohnya, mengemas-ngemasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar