Banyak sekali bentuk-bentuk pengendalian sosial yang dilakukan
oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Di antaranya
adalah gosip, teguran, sanksi/hukuman, pendidikan, dan agama.
1. Gosip
Gosip sering juga
diistilahkan dengan desas-desus. Gosip merupakan memperbincangkan perilaku
negatif yang dilakukan oleh seseorang tanpa didukung oleh fakta yang jelas.
Gosip tidak dapat diketahui secara terbuka, terlebih-lebih oleh orang yang
merupakan objek gosip. Namun demikian gosip dapat menyebar dari mulut ke mulut
sehingga hampir seluruh anggota masyarakat tahu dan terlibat dalam gosip.
Misalnya gosip tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh Si A dengan Si B.
gosip seperti ini dalam waktu singkat akan segera menyebar. Warga masyarakat
yang telah mendengar gosip tertentu akan terpengaruh dan bersikap sinis kepada
orang yang digosipkan. Karena sifatnya yang laten, biasanya orang sangat
menjaga agar tidak menjadi objek gosip.
2. Teguran
Teguran biasanya dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
terhadap seseorang atau sekelompok orang yang dianggap melanggar etika dan/atau
mengganggu kenyamanan warga masyarakat. Teguran merupakan kritik sosial yang
dilakukan secara langsung dan terbuka sehingga yang bersangkutan segera
menyadari kekeliruan yang telah diperbuat. Di dalam tradisi masyarakat kita
teguran merupakan suatu hal yang tidak aneh lagi. Misalnya teguran terhadap
sekelompok pemuda yang begadang sampai larut malam sambil membuat kegaduhan
yang mengganggu ketentraman warga yang sedang tidur, teguran yang dilakukan oleh guru kepada pelajar yang
sering meninggalkan pelajaran, dan lain sebagainya.
3. Sanksi/Hukuman
Pada dasarnya sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat
negatif yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap
telah melakukan perilaku menyimpang.
Misalnya pemecatan yang dilakukan terhadap polisi yang terbukti telah mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan
lain sebagainya. Adapun manfaat dari sanksi atau hukuman antara lain adalah:
(1) untuk menyadarkan seseorang atau
sekelompok orang terhadap penyimpangan yang telah dilakukan sehingga
tidak akan mengulanginya lagi, dan (2)
sebagai peringatan kepada warga masyarakat lain agar tidak melakukan penyimpangan.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang untuk mempengaruhi
seseorang atau sekelompok orang agar mencapai taraf kedewasaan. Melalui pendidikanlah seseorang
mengetahui, memahami, dan sekaligus mempraktekkan
sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.
5. Agama
Agama mengajarkan kepada
seluruh umat manusia untuk menjaga hubungan baik antara manusia dengan sesama
manusia, antara manusia dengan makhluk lain, dan antara manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa. Hubungan yang baik dapat dibina dengan cara menjalankan segala
perintah Tuhan dan sekaligus menjauhi segala larangan-Nya. Melalui agama
ditanamkan keyakinan bahwa melaksanakan perintah Tuhan merupakan perbuatan baik
yang akan mendatangkan pahala. Sebaliknya, melanggar larangan Tuhan merupakan
perbuatan dosa yang akan mendatangkan siksa. Dengan keyakinan seperti ini, maka
agama memegang peranan yang sangat penting dalam mengontrol perilaku kehidupan
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar