Deskripsi dipungut dari bahasa Inggris description yang tentu saja berhubungan dengan kata kerjanya to describe (melukiskan dengan bahasa). Seorang guru anatomi menerangkan bagian-bagian tubuh manusia kepada siswa-siswanya sehingga dalam benak siswa-siswanya bagian tubuh itu tergambarkan atau terbayangkan seperti keadan yang sebenarnya adalah salah satu contoh deskripsi. Uraian di atas mengandung pengertian bahwa karangan deskripsi merupakan karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya. Hal ini sesuai dengan asal katanya yaitu descrilele (latin) yang berarti “menulis tentang, membeberkan sesuatu hal, melukiskan sesuatu hal.”
Penggambaran sesuatu dalam karangan deskripsi memerlukan kecermatan pengamatan dan ketelitian penulis yang kemudian dituangkan oleh penulis dengan menggunakan kata-kata yang kaya akan nuansa dan bentuk. Dengan kata lain, penulis harus sanggup mengembangkan suatu objek dalam rangkaian kata-kata yang penuh arti dan kekuatan sehingga pembaca dapat menerimanya seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, menikmati sendiri objek itu. Di sini penulis harus memilih kata yang tepat sesuai dengan gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar tentang ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu.
Tulisan deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan pengalaman pada diri pembaca dan memberikan identitas atau informasi mengenai objek tertentu sehingga pembaca dapat mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi.
Berdasarkan pengerttian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan, membeberkan suatu objek sesuai dengan ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat objek yang sebenarnya. Dalam tulisan dfeskripsi penulis tidak boleh mencampur-adukkan keadaan yang sebenarnya dengan interpretasinya sendiri.
Supaya karangan sesuai dengan tujuan penulisnya, diperlukan suatu pendekatan. Pendekaatan adalah cara penulis meneropong atau melihat sesuatu yang akan dituliskan. Penulis perlu mengambil sikap tertentu untuk dapat memperoleh gambaran tentang suatu objek penulisan. Pendekatan yang diumaksud adalah pendekatan realistis dan pendekatan impresionistis.
a. Pendekatan Realistis
Dengan pendekatan ini penulis dituntut memotret hal/ benda seobjektif mungkin sesuai dengan keadan yang dilihatnya. Ia bersikap seperti sebuah kamera yang mampu membuat detail-detail, rincian-rincian secara orisinil, tidak dibuat-buat, dan harus dirasakan oleh pembaca sebagai sesuatu yang wajar. Perhatikan kutipan di bawah ini sebagai contoh.
“…Di perahu Kakek Abah ada bakul besar, sarung, tangguk kecil dan tangguk besar. Segulung tali ditaruhnya di buritan perahu. Pisau dan korek api juga ada. Rokok kretek dan sebotol air minum tergeletak di haluan. Air putih dalam botol kelihatan jernih…”
(K. Usman. Bermain dengan Kerang Hijau. Jakarta: Aries Lima, hlm.11).
b. Pendekatan Impresioniostis
Pendekatan impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif. Dengan pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam memberi pandangan atau interpretasi terhadap bagian-bagian yang dilihat, dirasakan, atau dinikmatinya. Hal ini sesuai dengan sikap seorang seniman atau sastrawan yang dengan kepekaannya mampu mengekspresikan peristiwa yang dijumpainya. Simaklah contoh di bawah ini.
“Lampu-lampu jalanan mengakhiri aktivitasnya. Sinar-sinarnya mulai menghilang dari pandangan mata. Sayup-sayup suara unggas mulai memecah kesunyian. Riang gembira kicaunya memanggil sang surya. Di sela-sela dahan sang surya mulai menampakkan sinarnya. Kehangatan sinarnya mencairkan embun di pucuk-pucuk dedaunan. Persada tampak ceria secerah sang penantang pagi yang menggantungkan harapannya.”
Tulisan ini menggambarkan betapa penulis merasakan cerahnya pagi. Penulis berusaha mengekspresikan keindahan yang dirasakannya dengan melukiskan matahari terbit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar