bakteri sangat
membahayakan kesehatan manusia. Untuk itu, diperlukan cara menanggulangi bahaya
akibat bakteri. Untuk mengatasi berbagai
aktiļ¬ tas bakteri yang dapat merugikan, perlu di lakukan tindakan yang tepat.
Tindakah tersebut dapat berupa tindakan pencegahan (preventif) maupun tindakan
pengobatan. Tindakan pencegahan dapat
dilakukan dengan vaksinasi, sterilisasi, dan pasteurisasi, dan pengawetan bahan makanan.
1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah
pencegahan penyakit dengan pemberian vaksin, bakteri yang sudah dilemahkan, sehingga
tubuh menerima dapat terhadap bakteri penyebab penyakit tertentu. Beberapa
contoh vaksin untuk pencegahan penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah
vaksin kolera untuk mencegah penyakit kolera, vaksin tifus untuk mencegah
penyakit tifus, vaksin BCG (Bacile Calmette-Guerin) untuk mencegah penyakit
TBC, vaksin DTP (Dipteria-Tetanus-Pertusis vaccines) untuk mencegah penyakit
difterie, pertusis (batuk rejan), dan tetanus), dan vaksin TCD (Typus Chorela
Disentry) untuk mencegah penyakit typus, kholera, dan desentri.
2. Sterilisasi
Sterilisasi adalah
pemusnahan bakteri misalnya dalam pengawetan makanan. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan kondisi steril (suci hama), metodenya disebut aseptis. Sterilisasi
dapat dilakukan melalui pemanasan dengan
menggunakan udara panas atau uap air panas
bertekanan tinggi. Sterilisasi dengan udara panas menggunakan oven
dengan temperatur 170 – 180 Derajat
celcius. Cara ini digunakan untuk mensterilisasikan peralatan di laboratorium .
Sterilisasi dengan uap air panas bertekanan tinggi dilakukan dengan menggunakan
alat yang disebut autoklaf, pada temperatur 115 – 134 Derajat celcius. Autoklaf
digunakan untuk sterilisasi bahan dan peralatan. Sterilisasi pada umumnya
digunakan pada industri makanan atau minuman kaleng, penelitian bidang
mikrobiologi, dan untuk memperoleh biakan murni suatu jenis bakteri.
3. Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah
pemanasan dengan suhu 63 – 72 derajat celsius selama 15 - 30 menit.
Pasteurisasi dilakukan pada bahan makanan yang tidak tahan pemanasan dalam suhu
tinggi, misalnya susu. Sehingga untuk mematikan bakteri patogen (Salmonella
dan Mycobacterium) dari susu dilakukan pasteurisasi. Dengan pasteurisasi,
rasa dan aroma khas susu dapat dipertahankan. Teknik sterilisasi dengan suhu
rendah ini ditemukan oleh Louis Pasteur (1822-1895), seorang ilmuwan Perancis.
Selain dengan sterilisasi dan pasteurisasi, pengawetan makanan juga bisa
dilakukan secara tradisional. Kalian mungkin pernah melihat proses pengasinan ikan, pemanisan
buah-buahan, pengasapan daging, atau
pengeringan makanan.
Apakah tujuannya?
Semua kegiatan tersebut bertujuan agar makanan yang diasinkan, dimaniskan,
diasap, dan diasamkan menjadi lebih awet dan tidak mudah busuk. Prinsipnya
adalah membuat makanan dalam kondisi yang tidak ideal untuk ditumbuhi bakteri
pembusuk, misalnya pada lingkungan yang terlalu panas, terlalu asam, atau
terlalu asin. Jadi, pemanisan, pengasapan, pengasinan, dan pengasaman dilakukan
untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar