Pembelajaran bagi anak usia dini berbeda
dengan pembelajaran lainnya sehingga pendekatan yang digunakan dalam mendidik
mereka pun disesuaikan dengan kondisi perkembangan anak. Berikut ini diuraikan
tentang tiga aliran pokok dalam
pendidikan yang dapat digunakan untuk mendidik anak (Santoso, 2002 : 2).
a. Nativisme
Aliran ini mengatakan bahwa proses
pembentukan kepribadian anak ditentukan oleh bakat yang dimiliki anak sejak
lahir. Dengan demikian bakat atau pembawaan menentukan perkembangan anak.
Mengingat pendidikan tidak mempunyai peran maka aliran ini disebut juga
pesimisme sebab pendidik merasa pesimis tidak dapat mepengaruhi anak didik
karena faktor yang penting adalah faktor bakat.
b. Empirisme
Aliran ini berpendapat bahwa proses
pembentukan kepribadian anak ditentukan oleh pengaruh lingkungan. Anak yang
baru lahir ibarat kertas putih, lingkunganlah yang mempengaruhi. Hal ini
dikenal dengan nama teori tabularasa. Pendidik dapat memberikan pengaruh,
pengalaman, bimbingan, arahan atau aktivitas kepada anak didik. Oleh sebab
peranan pendidik sangat besar maka aliran ini disebut juga optimisme.
c. Konvergensi
Aliran ini berpendirian bahwa terbentuknya
kepribadian anak tergantung dari faktor bakat dan juga faktor lingkungan.
Aliran konvergensi ini merupakan perpaduan antara nativisme dan empirisme.
Bakat dan lingkungan keduanya penting dalam perkembangan anak dalam membentuk
kepribadiannya.
Adapun pendekatan yang dapat digunakan
dalam pembelajaran bagi anak usia dini didasarkan atas pendekatan-pendekatan
sebagai berikut (Direktorat PADU, 2002 :
5). :
1) Berorientasi pada kebutuhan anak.
Kegiatan pembelajaran pada anak usia dini
harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak untuk mendapatkan layanan
pendidikan, kesehatan dan gizi yang dilaksanakan secara integratif dan
holistik.
2) Belajar melalui bermain.
Bermain merupakan pendekatan dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini, dengan menggunakan strategi,
metode, materi/bahan dan media yang menarik agar mudah diikuti oleh anak.
Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi (penjajakan), menemukan dan
memanfaatkan benda-benda di sekitarnya.
3) Kreatif dan inovatif.
Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan
melalui kegiatan-kegiatan menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak,
memotivasi anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru.
4) Lingkungan yang kondusif.
Lingkungan harus diciptakan sedemikian
menarik dan menyenangkan, dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak
dalam bermain.
5) Menggunakan pembelajaran terpadu.
Model pembelajaran terpadu yang beranjak
dari tema yang menarik anak (center of interest) dimaksudkan agar anak mampu
mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi
bermakna bagi anak.
6) Mengembangkan keterampilan hidup.
Mengembangkan keterampilan hidup melalui
pembiasaan-pembiasaan agar mampu menolong diri sendiri (mandiri), disiplin,
mampu bersosialisasi dan memperoleh bekal keterampilan dasar yang berguna untuk
kelangsungan hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar