Adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetris, bukan
narkotika, yang bersifat atau berkhasiat psiko aktif melalui pengaruh selektif
pada susunan syaraf pusat yang menyebabjan perubahankahas pada aktivitas mental
dan perilaku.
Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.
Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
Sebagaimana Narkotika, Psikotropika terbagi dalam empat golongan yaitu Psikotropika gol. I, Psikotropika gol. II, Psyko Gol. III dan Psikotropik Gol IV. Psikotropika yang sekarang sedang populer dan banyak disalahgunakan adalah psikotropika Gol I, diantaranya yang dikenal dengan Ecstasi dan psikotropik Gol II yang dikenal dengan nama Shabu-shabu.
Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.
Pemakaian Psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan dapat menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik maupun psikis si pemakai, tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
Sebagaimana Narkotika, Psikotropika terbagi dalam empat golongan yaitu Psikotropika gol. I, Psikotropika gol. II, Psyko Gol. III dan Psikotropik Gol IV. Psikotropika yang sekarang sedang populer dan banyak disalahgunakan adalah psikotropika Gol I, diantaranya yang dikenal dengan Ecstasi dan psikotropik Gol II yang dikenal dengan nama Shabu-shabu.
ECSTASY
Rumuskimia XTC adalah 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-Amphetamine (MDMA). Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung akhir abad lalu. Pada kurun waktu tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat mengalami kegagalan didalam percobaan penggunaan MDMA sebagai serum kebenaran. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa. XTC mulai bereaksi setelah 20 sampai 60 menit diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.
Shabu-shabuberbentuk kristal, biasanya berwarna putih,
dan dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir
dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya
dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong
tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air
tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca
karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang
terhirup.
Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan),
menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering
tidak berpikir positif, dan halusinasi visual. Masing-masing pemakai mengalami
efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak mempunyai persoalan
/ masalah dalam kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi. Hal
ini mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut: MASALAH + SABU = SANGAT
BERBAHAYA. Selain itu, pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk
memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika
Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan bodoh dan
sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah (The Law Of
Diminishing Return). Beberapa pemakai mengatakan Sabu tidak mempengaruhi nafsu
makan. Namun sebagian besar mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang
mengkonsumsi Sabu. Bahkan banyak yang mengatakan berat badannya berkurang
drastis selama memakai Sabu.
Apabila dilihat dari pengaruh penggunaannya terhadap
susunan saraf pusat manusia, Psikotropika dapat dikelompokkan menjadi :
a.
Depresant
yaitu yang bekerja mengendorkan atau
mengurangi aktifitas susunan saraf pusat (Psikotropika Gol 4), contohnya antara
lain : Sedatin/Pil BK, Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrak (MX).
b.
Stimulant
yaitu yang bekerja mengaktif kerja susan
saraf pusat, contohnya amphetamine, MDMA, N-etil MDA & MMDA. Ketiganya ini
terdapat dalam kandungan Ecstasi.
c.
Hallusinogen
yaitu yang bekerja menimbulkan rasa perasaan
halusinasi atau khayalan contohnya licercik acid dhietilamide (LSD),
psylocibine, micraline. Disamping itu Psikotropika dipergunakan karena sulitnya
mencari Narkotika dan mahal harganya. Penggunaan Psikotropika biasanya dicampur
dengan alkohol atau minuman lain seperti air mineral, sehingga menimbulkan efek
yang sama dengan Narkotika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar