Gizi
berasal dari bahasa Arab “Al Gizzai”
yang artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan. Al Gizzai juga
dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Ilmu Gizi adalah
ilmu yang mempelajari cara
memberikan makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang
optimal. Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan
tubuh seseorang mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi
lain seperti sakit, hamil, menyusui.
Untuk
hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat
gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) dalam jumlah cukup,
tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan
air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh.
Apabila
kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45
jenis zat gizi. Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki
keunggulan dan kelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi
karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain
kaya vitamin C tetapi miskin vitamin A. Apabila konsumsi makanan sehari-hari
kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan
kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
hidup sehat dan produktif. Dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada
jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis
makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Jadi, untuk mencapai masukan zat
gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan,
melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan.
Keterangan
di atas juga berarti ada saling
ketergantungan antar zat gizi. Misalnya penyerapan yang optimun dari masukan
vitamin A memerlukan
kehadiran lemak sebagai zat pelarut dan mengangkut vitamin A keseluruh bagian
tubuh. Selain itu, apabila cadangan mangan (Mn) didalam tubuh kurang, maka
vitamin A juga tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal. Contoh lain,
diperlukan vitamin C yang cukup dalam makanan untuk meningkatkan penyerapan zat
besi (Fe). Pada masa lampau, susu seringkali mendapat pujian, karena bernilai gizi tinggi. Makanan lain dinilai
rendah karena kurang bergizi. Sesuai konsep keterkaitan
antar zat
gizi, sudah saatnya penilaian kualitas
makanan yang didasarkan
pada pengagungan terhadap kandungan zat gizi mulai ditinggalkan Kini
saatnya memasyarakatkan adanya ketergantungan antar zat gizi atau antar
berbagai jenis makanan. Setiap jenis makanan memiliki peranan masingmasing
dalam menyeimbangkan masukan zat gizi sehari-hari.
Peranan
berbagai kelompok bahan makanan secara jelas tergambar dalam logo gizi seimbang
yang berbentuk kerucut (Tumpeng). Dalam logo tersebut bahan makanan
dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat giziyang dalam ilmu gizi
dipopulerkan dengan istilah “ Tri Guna Makanan”. Pembagian Tri Guna Makanan :
a.
Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta
tepung-tepungan yang digambarkan di dasar kerucut.
b.
Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah digambarkan pada bagian
tengah kerucut.
c.
Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil
olahan, digambarkan pada bagian atas kerucut. Keseimbangan gizi diperoleh
apabila hidangan sehari-hari terdiri dari sekaligus tiga kelompok bahan
makanan. Dari setiap kelompok dipilih satu atau beberapa jenis bahan makanan.
http://www.gizi.net/pugs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar