Istilah efek rumah kaca dalam bahasa
inggris disebut green house efect, pada awalnya berasal dari pengalaman para
petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca
untuk menanam dan menyimpan sayur mayur dan bunga-bungaan di musim dingin. Para
petani tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang mudah menyerap
panas dan sulit melepas panas, di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari
pada di luar rumah kaca, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan
dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam ruanagn rumah kaca sebagai
gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi gelombang panas
tersebut terperangkap di dalam ruangan rumah kaca dan tidak bercampur dengan
udara dingin di luar ruangan.
Dari situlah istilah efek rumah kaca
muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman, dan kaca sebagai atmosfer bumi,
dimana atmosfer ini befungsi untuk menjaga suhu bumi agar tetap hangat walaupun
di musim dingin.
Efek rumah kaca sangat berguna bagi
kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari
menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup.
Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di
bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi
sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah
kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yaitu 150C,
suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.
Gas Rumah Kaca
Gas rumah
kaca
adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul
secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.
Gas rumah kaca yang paling banyak
adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat
penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia
timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan vulkanik; pernapasan hewan
dan manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbondioksida);
dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).
Karbondioksida dapat berkurang
karena terserap oleh lautan dan diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah
karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
1. Uap air
Uap air adalah gas rumah kaca yang
timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap sebagian besar dari efek
rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara regional, dan aktivitas
manusia tidak secara langsung mempengaruhi konsentrasi uap air kecuali pada
skala lokal.
Dalam model
iklim,
meningkatnya temperatur atmosfer yang disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas
antropogenik akan menyebabkan meningkatnya kandungan uap air di troposfer, dengan kelembapan
relatif
yang agak konstan. Meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya
efek rumah kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali
semakin meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus
berkelanjutan sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena
itu, uap air berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan
manusia yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO2. Perubahan
dalam jumlah uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung melalui
terbentuknya awan.
2. Karbondioksida
Manusia telah meningkatkan jumlah
karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk
menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah
pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat
perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian.
Walaupun lautan dan proses alam
lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, aktivitas manusia yang
melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk
menguranginya. Pada tahun 1750, terdapat 281 molekul karbondioksida pada satu
juta molekul udara (281 ppm). Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida
telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Jika prediksi saat ini benar,
pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm.
Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan
meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri.
3. Metana
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas rumah kaca. Ia
merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas 20 kali lebih banyak
bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan selama produksi dan
transportasi batu bara, gas alam, dan minyak bumi. Metana juga dihasilkan dari
pembusukan limbah organik di tempat pembuangan sampah (landfill), bahkan
dapat keluarkan oleh hewan-hewan tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari
pencernaan. Sejak permulaan revolusi industri pada pertengahan 1700-an, jumlah
metana di atmosfer telah meningkat satu setengah kali lipat.
4. Nitrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator
panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar
fosil dan oleh lahan pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali
lebih besar dari karbondioksida. Konsentrasi gas ini telah meningkat 16 persen
bila dibandingkan masa pre-industri.
5. Gas lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan
dari berbagai proses manufaktur. Campuran berflourinasi dihasilkan dari
peleburan alumunium. Hidrofluorokarbon (HCFC-22) terbentuk selama
manufaktur berbagai produk, termasuk busa untuk insulasi, perabotan
(furniture), dan temoat duduk di kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara
berkembang masih menggunakan klorofluorokarbon (CFC) sebagai media pendingin yang
selain mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang melindungi Bumi dari
radiasi ultraviolet). Selama masa abad ke-20, gas-gas
ini telah terakumulasi di atmosfer, tetapi sejak 1995, untuk mengikuti
peraturan yang ditetapkan dalam Protokol Montreal tentang Substansi-substansi yang
Menipiskan Lapisan Ozon, konsentrasi gas-gas ini mulai makin sedikit dilepas ke
udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar