Spermatogenesis terjadi pada
organ reproduksi pria, yaitu testis. Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan
spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel
ini membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar,
kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar.
Spermatid adalah sebuah sel bundar dengan sejumlah besar protoplasma dan
merupakan gamet dewasa dengan sejumlah kromosom haploid.
Pada akhir proses, terjadi
pertumbuhan dan perkembangan atau diferensiasi yang rumit, tetapi bukan
pembelahan sel, yaitu mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsional.
Nukleus mengecil dan menjadi kepala sperma, sedangkan sebagian besar sitoplasma
dibuang. Sperma ini mengandung enzim yang memegang peranan dalam menembus
membran sel telur.
Spermatogenesis terjadi secara
diklik di semua bagian tubulus seminiferus. Di setiap satu bagian tubulus,
berbagai tahapan tersebut berlangsung
secara berurutan. Pada bagian tubulus yang berdekatan, sel cenderung berada
dalam satu tahapan lebih maju atau lebih dini. Pada manusia, perkembangan
spermatogonium menjadi sperma matang membutuhkan waktu 16 hari.
Spermatogenesis dipengaruhi oleh
hormon gonadotropin, Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing hormone
(LH), dan hormon testosteron. Mari cermati.
a. Hormon Gonadotropin
Hormon gonadotropin dihasilkan
oleh hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa
bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.
b. FSH (Follicle Stimulating
Hormone)
FSH dihasilkan oleh hipofisa
anterior. Hormon ini berfungsi mempengaruhi dan merangsang perkembangan tubulus
seminiferus dan sel sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
yang memacu pembentukan sperma.
c. LH (Luteinizing Hormone)
LH dihasilkan oleh hipofisa
anterior. Hormon ini berfungsi merangsang sel-sel interstitial (sel leydig)
agar mensekresi hormon testosteron (androgen).
d. Hormon Testosteron
Hormon testosteron dihasilkan
oleh testis. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer
pada saat embrio, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin
sekunder serta mendorong spermatogenesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar