Menurut Branden (dalam Esri,
2004) perilaku seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tingkat self esteem
(SE) yang dimilikinya. SE memiliki banyak definisi yang sedikit banyak saling
bertumpang tindih. Misalnya menurut Coopersmith (dalam Pohan, 2006) SE adalah
penilaian yang dibuat oleh individu untuk menggambarkan sikap menerima atau
tidak menerima keadaan dirinya, dan menandakan sampai seberapa jauh individu
itu percaya bahwa dirinya mampu, sukses, dan berharga.
Sejalan dengan teori
tesebut, Baron & Byrne (dalam Esri,
2004) mengatakan bahwa SE adalah evaluasi yang dibuat oleh setiap orang; sikap
umum dari seseorang untuk mempertahankan tentang diri mereka sendiri. Sementara
itu Mussen (dalam Yanuar, 2004) menyatakan bahwa SE merupakan evaluasi diri individu
terhadap kualitas dirinya yaitu suatu penilaian yang bersifat positif atau
negatif yang dibuat oleh individu terhadap profil atribut mereka sendiri. Brehm
(dalam Riyanti, 2005) melihat SE dari sisi yang lain. Menurutnya SE berhubungan
dengan cara pendekatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap hidupnya. Orang
yang mempunyai perasaan baik terhadap dirinya cenderung bahagia, sehat, sukses,
dan mampu menyesuaikan diri. Namun orang yang menilai dirinya negatif mempunyai
kecenderungan khawatir, takut, tidak sehat, depresi, pesimis mengenai masa
depan dan cenderung melakukan kesalahan.
Berdasarkan definisi-definisi SE
yang berbeda-beda dapat disimpulkan bahwa SE adalah penilaian secara umum yang
dilakukan oleh seseorang mengenai dirinya sendiri baik itu penilaian yang
bersifat positif maupun negatif yang akhirnya menghasilkan perasaan
keberhargaan atau kebergunaan maupun ketidakberhargaan dan ketidakbergunaan
diri dalam menjalani kehidupan.
Sumber Harga Diri (Self Esteem)
Banyak ahli yang membahas mengenai
sumber SE. William James (dalam Lopez dan Synder, 2003), mengungkapkan bahwa SE
dikembangkan melalui akumulasi dari berbagai pengalaman dimana keberhasilan
seseorang melebihi tujuan mereka sebelumnya. Dengan kata lain SE sama dengan
keberhasilan atau potensi-potensi yang dimiliki.
Cooley (dalam Lopez dan Synder,
2003) berpendapat bahwa SE merupakan looking-glass self, sehingga penilaian
diri dilihat sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan
sosial. Sedangkan menurut Mead (dalam Lopez dan Synder, 2003), SE merupakan
gambaran dari proses interaksi simbolik (symbolic interactionism), dimana
individu menginternalisaikan ide- ide dan perilaku-perilaku yang ditampilkan
oleh seseorang yang sangat berpengaruh dalam kehidupannya. SE yang rendah
disebabkan oleh adanya penolakan, diabaikan, dan direndahkan oleh seseorang
yang berpengaruh tersebut.
Sejalan dengan teori Mead,
Coopersmith dan Rosenberg (dalam Lopez dan Synder, 2003), mengatakan bahwa
penting bagi kita untuk mengukur bagaimana seseorang menilai dirinya melalui
bagaimana mereka dilihat oleh orang lain yang berperan penting atau berpengaruh
dalam kehidupan mereka, seperti teman sebaya, lingkungan masyarakat, dan
anggota keluarga. Sumber SE lainnya juga dapat berasal dari nilai dan norma-norma
budaya dimana individu itu dibesarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar