Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Rabu, 18 April 2012

Pengertian Paragraf

Paragraf adalah kumpulan dari kalimat-kalimat yang mendukung satu gagasan utama. Dalam satu paragraf yang baik mestinya hanya memiliki satu kalimat utama ditambah kalimat-kalimat penjelas yang jumlahnya tidak dibatasi.

Paragraf yang baik juga mensyaratkan adanya kohesi dan koherensi.
Kohesi : bahwa kalimat-kalimat dalam satu paragraf haruslah berisi satu warna dan satu gagasan pokok.
Koherensi : bahwa antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain haruslah nyambung dan padu sehingga saling melengkapi dan saling memperjelas/ mendukung sebuah konsep yang ingin disampaikan.

Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan menjadi:
a. Paragraf Induktif : adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian akhir.
Contoh:
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika panen di desa ini selalu gagal.
b. Paragraf Deduktif : adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di bagian awal.
Contoh:
Penghematan energi dapat dilakukan dengan cara menghemat pemakaian listrik. Cara penghematan tersebut dapat dilakukan dengan mengatur pemakaian. Misalnya, menyalakan lampu hanya pada ruang tertentu, artinya jika ruang tersebut tidak dipakai listrik dapat dipadamkan. Menyeterika cukup tiga hari sekali. Begitu pula menyalakan pompa air cukup dua kali sehari.

Berdasarkan isinya paragraf dapat dibedakan menjadi:
a. Narasi : adalah paragraf yang isinya menceritakan suatu hal/ kejadian. Karena bersifat menceritakan, maka biasanya disusun secara kronologis (berdasarkan urutan waktu).
Contoh:
Pada hari Minggu saya bersama keluarga pergi ke Taman Mini Indonesia Indah. Sehabis sholat subuh kami mulai berkemas-kemas. Ibu membuat nasi goreng istimewa untuk sarapan pagi. Kira-kira jam tujuh pagi kami sekeluarga berjumlah delapan orang berangkat dari rumah kami di Tanjung Duren. Di sepanjang perjalanan, adik kami Rita, dan Dhimas tak henti-hentinya bernyanyi dan bercanda ria. Setelah menjelajahi berbagai anjungan yang ada, kami sekeluarga semakin terkesan dengan panorama miniatur nusantara ini.
b. Deskripsi : adalah paragraf yang isinya melukiskan sesuatu berdasarkan pengamatan panca indera sehingga pembaca seolah-olah merasa melihat, mendengar, dan merasakannya sendiri tentang suatu tempat, kejadian, dan peristiwa yang dimaksud oleh penulisnya.
Contoh:
Sisa gerimis sore tadi masih menyisakan butiran-butiran mutiara kecil di ranting-ranting kurus bunga-bunga angsoka. Lembayung senja masih membiaskan cahaya tipis yang melontarkan warna-warni jingga, manakala menerpa butiran-butiran sisa gerimis. Danau Kintamani yang terpancang di punggung Bukit Batur itu seolah merupakan suaka alam bagi suku Trunyan yang memang rentan terhadap modernisasi. Sementara di sana-sini beberapa anak kecil menjajakan cindera mata, membantu mengais rejeki untuk tambahan beaya sekolah mereka.
c. Eksposisi : adalah paragraf yang isinya menjelaskan tentang sesuatu sehingga pembaca yang tadinya tidak tahu menjadi tahu tentang sesuatu. Jadi paragraf ini sifatnya informatif.
Contoh:
Jalak Bali merupakan satwa eksotis yang keberadaannya sangat dilindungi. Jenis burung yang hampir punah ini sekarang sudah berhasil dikembang-biakkan. Dengan ijin dari Departemen Pertanian, seorang peternak dari Solo bisa membudidayakan bahkan sampai ribuan ekor. Keberhasilan ini diikuti oleh puluhan bahkan ratusan penangkar lain dari seantero tanah air. Dengan demikian keberadaan satwa ini sudah tidak mengkhawatirkan lagi. Dan kabar baiknya bagi pecinta burung, jalak bali sekarang sudah bisa dikomersiilkan lagi.
d. Argumentasi : adalah paragraf yang isinya berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diungkapkan oleh penulisnya. Cara meyakinkan ini biasanya dilengkapi dengan data, fakta, contoh yang konkret serta pola penalaran yang rasional.
Contoh:
Rokok sangat merugikan kesehatan. Kebiasaan buruk ini ternyata bisa meracuni diri sendiri, keluarga, dan orang lain di sekitarnya. Selain racun nikotin, tar, dan mono oksida masih ada ribuan zat berbahaya yang terkandung dalam rokok. Tak heran bila ada penelitian yang menyimpulkan bahwa satu batang rokok akan mengurangi satu menit nyawa pengisapnya. Itulah maka Pemerintah Daerah DKI memberlakukan Perda larangan merokok di tempat umum.
e. Persuasi : adalah paragraf yang isinya berusaha membujuk pembaca sehingga melakukan sesuatu seperti yang dikehendaki penulisnya. Semua iklan dan poster pastilah bersifat persuasif.
Contoh:
Jakarta sangat rawan terhadap peredaran narkoba. Kota metropolitan yang kian sumpek ini makin dijejali dengan masalah sosial antara lain peredaran narkoba. Baik shabu-shabu, putau, ekstasi, atau yang lainnya sangat merusak generasi suatu bangsa. Orang jadi lupa diri, penuh dengan kecemasan, malas, dan tidak mampu berpikir logis. Anda tidak ingin menjadi korban, jangan coba-coba mendekatinya.

Pengarang : Sri Satata

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar