
Karakteristik :
• Secara alami dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tergenang pada saat pasang naik dan bebas dari genangan pada saat pasang rendah.
• Terdiri atas lingkungan biotic dan abiotik yang saling berinteraksi di dalam suatu habitat mangrove.
Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara, atau sekitar 27% dari luas mangrove di dunia.
Ekosistem Mangrove di Indonesia :
• Memiliki keanekaragaman jenis yang tertinggi di dunia, seluruhnya tercatat 89 jenis, antara lain: Bakau (Rhizophora. spp.), Api-api (Avicennia spp.), Pedada (Sonneratia spp.), Tanjang (Bruguiera spp.), Nyirih (Xylocarpus spp.), Tenger (Ceriops spp) dan, Buta-buta (Exoecaria spp.).
• Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan dan Papua.
• Luas penyebaran mangrove terus mengalami penurunan :
Tahun 1982 = 4,25 juta hektar
Tahun 1987 = 3,24 juta hektar
Tahun 1993 = 2,50 juta hektar
Kecenderungan penurunan tersebut mengindikasikan bahwa terjadi degradasi hutan mangrove yang cukup nyata, yaitu sekitar 200 ribu hektar/tahun. Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan konversi menjadi lahan tambak, penebangan liar dan sebagainya (Dahuri, 2002).
Manfaat Ekosistem Mangrove :
Mangrove merupakan sumber daya alam yang dapat dipulihkan (renewable resources atau flow resources) yang mempunyai manfaat ganda (manfaat ekonomis dan ekologis).
Manfaat ekonomis :
• Hasil berupa kayu (kayu bakar, arang, kayu konstruksi, dll.) dan
• Sebagai obyek wisata menarik
Manfaat ekologis :
• Sebagai proteksi dari abrasi/erosi, gelombang atau angin kencang
• Pengendali intrusi air laut
• Habitat berbagai jenis fauna
• Sebagai tempat mencari makan, memijah dan berkembang biak berbagai jenis ikan dan udang
• Pembangun lahan melalui proses sedimentasi
• Pengontrol penyakit malaria
• Memelihara kualitas air (meredukasi polutan, pencemar air)
• Penyerap CO2 dan penghasil O2 yang relatif tinggi dibanding tipe hutan lain.
Mangrove mempunyai nilai produksi bersih (PPB) yang cukup tinggi, yakni:
• Biomassa (62,9 – 398,8 ton/ha),
• Guguran serasah (5,8 – 25,8 ton/ha/th),
Besarnya nilai produksi primer tersebut cukup berarti bagi penggerak rantai pangan kehidupan berbagai jenis organisme akuatik di pesisir dan kehidupan masyarakat pesisir.
Ekosistem mangrove juga merupakan perlindungan pantai secara alami untuk mengurangi resiko terhadap bahaya tsunami.
Hasil penelitian yang dilakukan di Teluk Grajagan, Banyuwangi, Jawa Timur, menunjukkan bahwa dengan adanya ekosistem mangrove telah terjadi reduksi tinggi gelombang sebesar 0,7340, dan perubahan energi gelombang sebesar (E) = 19635.26 joule (Pratikto dkk., 2002).
Artikel Terkait:
Biologi
- Pengertian ANATOMI
- Setek, Cangkok Dan Okulasi
- Mikroorganisme penghasil mikoprotein
- Organisme Laut dan Pemanfaatannya
- Spermatogenesis
- Respon Imunitas Humoral
- Jenis Gangguan penglihatan
- Pengertian Bakteri
- Bayi Tabung
- Vakuola
- Mikrofilamen
- Mikrotubulus
- Peroksisom
- Lisosom
- Badan golgi
- Retikulum endoplasma (RE)
- Ribosom
- Mitokondria
- Nukleus
- Bioteknologi dan Peranannya
- Mikroorganisme Penghasil Protein Sel Tunggal
- Pengaturan Kadar Glukosa
- Produksi Trombosit
- Mikroorganisme penghasil antibiotik
- Pembuluh darah
Environmental
- PENGERTIAN KONSERVASI
- Pengertian Konservasi Tanah
- Setek, Cangkok Dan Okulasi
- Munculnya Kesadaran Lingkungan
- Perubahan Iklim
- Mengembangkan Paham yang tepat tentang lingkungan
- Ekosentrisme
- Surfaktan
- Sumber Sampah
- Pengertian Efek Rumah Kaca
- Dampak Sampah terhadap Manusia dan Lingkungan
- Revolusi Hijau
- Anemometer
- Parameter Kualitas Air
- Sedimentasi
- Penyebab Terjadinya Kerusakan Alam
- Konsep Keanekaragaman Hayati
- Dampak Polusi Terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungan
- Sebab-sebab erosi (Pengikisan)
- Peranan Ekologi Bagi Manusia
- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA EROSI
- Sumber Energi Tak Terbarui
- Sumber Energi Terbarui
- Ekosistem Karst/ Gua kapur
- Ekosistem Pegunungan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar