Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Sabtu, 14 April 2012

Pengertian Konflik Sosial

Konflik terjadi karena adanya perbedaan atau kesalahpahaman antara individu atau kelompok masyarakat yang satu dan individu atau kelompok masyarakat yang lainnya. Dalam konflik pasti ada perselisihan dan pertentangan di antara pihak-pihak yang berkonfl ik. Konfl ik bisa dialami oleh siapa saja pada berbagai lapisan sosial masyarakat. Konfl ik bisa dimulai dari keluarga, masyarakat sekitar, nasional, dan global. Jenis-jenis konflik pun dapat beragam. Untuk mendapatkan gambaran lebih luas tentang pengertian konflik, berikut ini merupakan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli. 

a. Robert M.Z. Lawang, mengatakan bahwa konfl ik diartikan sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya, yang tujuan mereka berkonfl ik itu tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konfl ik dapat diartikan sebagai benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain dalam proses perebutan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial, dan budaya) yang relatif terbatas.

b. Kartono, berpendapat bahwa konfl ik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan karena dua belah pihak yang berkonfl ik memiliki tujuan, sikap, dan struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai bentuk perilaku perlawanan, baik yang halus, terkontrol, ter- sembunyi, tidak langsung, terkamufl ase maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan. Konflik yang terjadi antar individu, misalnya konflik di antara sesama teman di sekolah. Konflik antara individu dengan kelompok, misalnya konflik antara seorang majikan dan buruhnya; atau konflik antara kelompok dan kelompok, misalnya para pedagang kaki lima dengan para petugas ketertiban. Bahkan, konflik dapat melibatkan antarnegara, seperti konflik antara Irak dan Amerika.

c. Peter Harris dan Ben Relly (1998), berpendapat bahwa sifat konfl ik yang tajam di dunia telah berubah dalam satu dekade terakhir, baik dalam inti permasalahan maupun dalam bentuk pengekspresiannya. Salah satu perubahan yang paling dramatis adalah pergeseran dari konflik antarnegara yang tradisional (perang antarnegara berdaulat) menuju konflik dalam negara. Konflik-konflik yang paling kejam sepanjang abad ke-20 adalah konflik antarnegara. Akan tetapi, pada tahun 1990-an hampir semua konflik besar di dunia terjadi dalam negara atau kon flik internal, misalnya perang saudara, pemberontakan bersenjata, gerakan separatis dengan kekerasan, dan peperangan domestik lainnya.

Anda dapat mengidentifikasi lebih lanjut bahwa jenis konfl ik sosial yang terjadi di Indonesia secara umum terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Konflik vertikal, contohnya konflik negara versus warga, buruh versus majikan.
b. Konflik horizontal, contohnya konflik antarsuku, antaragama, dan antarmasyarakat. Konflik-konflik tersebut bisa berlatar belakang ekonomi, politik, agama, kekuasaan, dan kepentingan lainnya.

Apabila kita memperhatikan fenomena kehidupan sehari-hari, baik yang kita alami sendiri maupun melalui berbagai sumber informasi di media massa (seperti surat kabar, majalah, radio, dan TV) tentang konfl ik, diperkirakan ada sejumlah pola konfl ik yang perlu diwaspadai, yaitu:
a. konfl ik internal di dalam suatu masyarakat lokal;
b. konfl ik antara masyarakat lokal dan pemerintah daerah;
c. konfl ik masyarakat antardaerah;
d. konfl ik antara dua atau lebih pemerintah daerah;
e. konfl ik antara masyarakat lokal dan pemerintah pusat sebagai penyelenggara negara;
f. konfl ik antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat;
g. konfl ik antarelite di pemerintah pusat yang berimbas pada konfl ik masyarakat di tingkat lokal.

Oleh karena itu, di dalam masyarakat yang majemuk perlu waspada dalam bertindak, terutama yang berhubungan dengan masalah SARA (Suku, Agama, dan Ras) yang dapat menimbulkan konfl ik sehingga dapat membahayakan stabilitas nasional. Adanya dominasi dalam bidang-bidang kehidupan seperti ekonomi ataupun pemerintahan oleh suatu etnis tertentu, dapat memancing perasaan tidak senang etnis lain sehingga dapat menimbulkan benih-benih konfl ik dalam masyarakat.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar