
a. Robert M.Z. Lawang, mengatakan bahwa konfl ik diartikan sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya, yang tujuan mereka berkonfl ik itu tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konfl ik dapat diartikan sebagai benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain dalam proses perebutan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial, dan budaya) yang relatif terbatas.
b. Kartono, berpendapat bahwa konfl ik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan karena dua belah pihak yang berkonfl ik memiliki tujuan, sikap, dan struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai bentuk perilaku perlawanan, baik yang halus, terkontrol, ter- sembunyi, tidak langsung, terkamufl ase maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan. Konflik yang terjadi antar individu, misalnya konflik di antara sesama teman di sekolah. Konflik antara individu dengan kelompok, misalnya konflik antara seorang majikan dan buruhnya; atau konflik antara kelompok dan kelompok, misalnya para pedagang kaki lima dengan para petugas ketertiban. Bahkan, konflik dapat melibatkan antarnegara, seperti konflik antara Irak dan Amerika.
c. Peter Harris dan Ben Relly (1998), berpendapat bahwa sifat konfl ik yang tajam di dunia telah berubah dalam satu dekade terakhir, baik dalam inti permasalahan maupun dalam bentuk pengekspresiannya. Salah satu perubahan yang paling dramatis adalah pergeseran dari konflik antarnegara yang tradisional (perang antarnegara berdaulat) menuju konflik dalam negara. Konflik-konflik yang paling kejam sepanjang abad ke-20 adalah konflik antarnegara. Akan tetapi, pada tahun 1990-an hampir semua konflik besar di dunia terjadi dalam negara atau kon flik internal, misalnya perang saudara, pemberontakan bersenjata, gerakan separatis dengan kekerasan, dan peperangan domestik lainnya.
Anda dapat mengidentifikasi lebih lanjut bahwa jenis konfl ik sosial yang terjadi di Indonesia secara umum terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Konflik vertikal, contohnya konflik negara versus warga, buruh versus majikan.
b. Konflik horizontal, contohnya konflik antarsuku, antaragama, dan antarmasyarakat. Konflik-konflik tersebut bisa berlatar belakang ekonomi, politik, agama, kekuasaan, dan kepentingan lainnya.
Apabila kita memperhatikan fenomena kehidupan sehari-hari, baik yang kita alami sendiri maupun melalui berbagai sumber informasi di media massa (seperti surat kabar, majalah, radio, dan TV) tentang konfl ik, diperkirakan ada sejumlah pola konfl ik yang perlu diwaspadai, yaitu:
a. konfl ik internal di dalam suatu masyarakat lokal;
b. konfl ik antara masyarakat lokal dan pemerintah daerah;
c. konfl ik masyarakat antardaerah;
d. konfl ik antara dua atau lebih pemerintah daerah;
e. konfl ik antara masyarakat lokal dan pemerintah pusat sebagai penyelenggara negara;
f. konfl ik antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat;
g. konfl ik antarelite di pemerintah pusat yang berimbas pada konfl ik masyarakat di tingkat lokal.
Oleh karena itu, di dalam masyarakat yang majemuk perlu waspada dalam bertindak, terutama yang berhubungan dengan masalah SARA (Suku, Agama, dan Ras) yang dapat menimbulkan konfl ik sehingga dapat membahayakan stabilitas nasional. Adanya dominasi dalam bidang-bidang kehidupan seperti ekonomi ataupun pemerintahan oleh suatu etnis tertentu, dapat memancing perasaan tidak senang etnis lain sehingga dapat menimbulkan benih-benih konfl ik dalam masyarakat.
Artikel Terkait:
Ilmu Sosial
- Soal Latihan Olimpiade IPS SMP Bentuk Muka Bumi
- Soal Latihan Olimpiade IPS SMP Bentuk Masa Praaksara
- Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
- Pengaruh Globalisasi terhadap Sosial Budaya Indonesia
- Pengertian Akulturasi
- Perbedaan Pengertian Etika, Etiket , Moral, Hukum dan Agama
- Macam- macam sistem kekerabatan
- Pengertian Mitos
- Unsur-unsur Kebudayaan
- Pengertian Liberalisme
- Pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik
- Pengertian dan Sejarah Nasionalisme
- Bentuk-bentuk Proses perubahan kebudayaan
- Ciri-CIRI PRANATA SOSIAL
- Pengertian Penelitian
- Fungsi-fungsi Agama
- Asal USUL NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
- Bentuk-bentuk Partisipasi Politik
- Perilaku Masyarakat di era perubahan globalisasi
- Prinsip Dasar Demokrasi
- Teori Perubahan Sosial
- Pengertian Kepribadian
- Tahapan-Tahapan Sosialisasi
- Kemerdekaan MENGEMUKAKAN PENDAPAT
Sosiologi
- Manfaat Sosiologi
- Pengertian Postmodern
- Faktor Penyebab Konflik
- Perkembangan sosial pada masa remaja
- Definisi Imigrasi
- Berakhirnya Pemerintahan Orde Baru
- Masyarakat Madani (Civil Society)
- Konstruksi Sosial
- Pengertian orang tua
- Konflik Pekerjaan Keluarga (Work-Family Conflict )
- Proses terbentuknya kematangan sosial
- Teori Teori Perubahan Sosial
- Bentuk Diferensiasi Sosial (Perbedaan Suku Bangsa)
- Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial (Perbedaan Agama)
- Bentuk Diferensiasi Sosial (Perbedaan Ras dan Etnis)
- Klasifikasi Struktur Sosial
- Pengertian Stratifikasi Sosial
- Arti Penting Globalisasi bagi Indonesia
- Pengertian Revolusi
- Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga
- Pengaruh Globalisasi terhadap Sosial Budaya Indonesia
- Bentuk-BENTUK PENGENDALIAN SOSIAL
- Pola DAN PROSES SOSIALISASI
- Kepercayaan
- Faktor-faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar