Kalimat sederhana adalah rangkaian kata yang saling berhubungan dalam satu klausa dan
dapat berdiri sendiri. Sebagai contoh: Decorate the cake with strawberry. The boy knew the answer (Droga Louise dan
Sally Humprey. 2003: 25). Menurut Adjat Sakri (1995: 7 – 8), kalimat dalam
tulisan terdiri atas deret kata yang dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca dan terdiri atas deret kata yang tersusun menurut urutan
tertentu menjadi bermakna dan mengungkap pikiran yang lengkap. Setiap kata di
dalamnya tidak dapat dipertukarkan tempatnya dengan sembarangan tanpa mengubah
makna kalimat itu, seperti: The nose is sharp dan Her hair is blondy.
Komponen tata bahasa terdiri atas komponen yang memiliki kategori dan saling berhubungan sehingga
membentuk sebuah kalimat. Komponen tersebut termasuk leksikal sesuai dengan
kategorinya dalam pemarkah kontekstual. Pemarkah tersebut adalah sintaksis,
semantis, dan fonologi yang berindikasi sebagai transformasi dalam menyampaikan
maksud dan pikiran. Kalimat memiliki hubungan fungsional yang terdiri atas subjek, predikat, dan objek (Menyuk. 1972:
23). Menurut Titone (1984: 10, 90), kalimat sederhana merupakan struktur bahasa
secara nyata dan diakui menyampaikan
struktur atau berkomunikasi yang
digunakan penutur dan mempunyai makna.
Di
bawah ini adalah contoh kalimat sederhana bahasa kedua (L2), yaitu
bahasa Inggris, yang tidak mempunyai makna atau menyimpang.
(a) John go tomorrow
(b) Eats the boy the cake
(c) Tom drank the milk
Berbahasa mangacu pada pengetahuan bagaimana bahasa tersusun dan
bagaimana bahasa itu bisa menyampaikan makna dengan bentuk susunan sesuai
dengan kompetensi linguistik. Kompetensi dibedakan dalam dua kategori secara sadar (noetic) dan
secara tidak sadar (practical). Kemampuan siswa
menggunakan bahasa pertama (L1) tanpa sadar bentuk susunan meliputi
kemampuan praktis bahasa yang telah dipelajari kemungkinan berasimilasi ( L2
terpengaruh L1). Kata-kata yang dipelajari L2 adalah susunan dari rangka L1. Hal ini dapat membantu dalam
mempelajari isomorphic structure ( transfer positif) tetapi bisa menjadi campur
tangan yang baik dalam susunan dari dua bahasa yang kontras (transfer
negatif), maka hubungan susunan L1 dan
L2 mudah berasimilasi ke L2. Karena adanya struktur asimilasi, strategi
pembelajarannya menggunakan pendekatan induktif
atau deduktif.
Pembelajaran induktif berhubungan
dengan teori pembelajaran behaviouristic dan pembelajaran
deduktif berhubungan dengan pembelajaran kognitif dan tradisional. Oleh karena itu, ilmu bahasa merupakan
bagian dari kehidupan sosial dan sesuai dengan situasi. Pembelajaran ilmu bahasa
mempelajari tata bahasa yang rumit, leksikal baru dan struktur materi. Kalimat
merupakan dasar dari pembelajaran, dan pengajaran berfokus pada kalimat
sederhana. Siswa menyampaikan bentuk struktur dari bahasa yang telah dipelajari
dan belajar kaidah tata bahasa dari bahasa melalui proses induktif (Richard dan
Theodore, 1986: 101).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar