Bimbingan dan konseling pertama kali diperkenalkan pada awal abad 20
sebagai vocational guidance; yang ditujukan untuk mendukung keberhasilan siswa,
terutama dalam mencapai prestasi akademik. Pada tahun 1920an, istilah vocational
guidance tersebut kemudian mengalami perubahan menjadi guidance and counseling
seiring dengan semakin meluasnya tujuan dan kebutuhan akan program bimbingan
dan konseling di sekolah .
Istilah guidance dan counseling (selanjutnya akan disebut bimbingan
dan konseling) memiliki pengertian dan makna tersendiri; namun pada pelaksanaan
program tersebut, istilah bimbingan sering dipadukan dengan konseling.
Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada individu
baik perorangan ataupun kelompok agar dapat mencapai perkembangan yang optimal.
Seperti apa yang dikatakan oleh Syamsu Yusuf dan Juntika (2005;34) dalam
bukunya yang berjudul Landasan Bimbingan & Konseling bahwa bimbingan
merupakan terjemahan dari guidance yang berasal dari kata guide yang berarti :
(a) mengarahkan (to direct),(b) memandu (to pilot), c) mengelola (to
manage), dan (d) menyetir (to steer).
Sementara itu, Supriadi (2004;46)
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah proses bantuan
yang diberikan oleh fasilitator bimbingan dan konseling kelompok/pembimbing
kepada klien agar dapat : (a) memahami dirinya, (b) mengarahkan dirinya, (c)
memecahkan masalah yang sedang dihadapinya, (d) menyesuaikan diri dengan
lingkungan, (e) mengambil manfaat dari peluang-peluang yang dimilikinya dalam
rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensi, sehingga berguna bagi
dirinya dan masyarakat.
Lebih lanjut menurut Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, (2005;35):
bahwa bimbingan merupakan :
a. Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, yang dalam
pelaksanaannya berupa serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis dan
berencana, yang terarah pada pencapaian tujuan. Bimbingan merupakan bantuan
terhadap individu/peserta didik agar mereka dapat berperan aktif dalam
mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan.
b. Bimbingan diberikan dengan mempertimbangkan keragaman dan keunikan
individu.
c. Tujuan bimbingan adalah perkemban,gan yang sesuai dengan potensi
dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar. Seperti yang telah
dikemukakan di atas, istilah bimbingan sering dirangkai dengan konseling. Sama
halnya dengan bimbingan, konseling pun mempunyai beberapa definisi yang
dinyatakan oleh beragam pihak, di antaranya (Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan,
th : 2005;35):
Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien.
Konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya
mengatasi masalah-masalahnya. Dalam kontek bimbingan dan konseling yang
diberikan kepada orang tua seperti halnya apa yang akan dilakukan oleh peneliti
dalam penelitian ini maka bimbingan yang dimaksud disini diarahkan dalam
mengembangkan kemampuan orang tua untuk memahami bagaimana orang tua harus
bersikap dan menentukan tipe pola asuh yang sesuai dengan perkembangan anaknya
dan pola asuh yang memberikan ruang gerak bagi perkembangan anak secara umum
yang meliputi perkembangan intelektualnya, perkembangan emosinya, perkembangan
kreativitasnya, perkembangan religiusnya dan perkembangan sosialnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar