Seseorang dapat melihat benda karena benda tersebut
mengeluarkan atau memantulkan cahaya ke mata kita. Karena ada cahaya dari benda
ke mata kita, entah cahaya itu memang berasal dari benda tersebut, entah karena
benda itu memantulkan cahaya yang datang kepadanya lalu mengenai mata kita.
Jadi, gejala melihat erat kaitannya dengan keberadaan cahaya atau sinar.
Cabang fisika yang mempelajari cahaya yang meliputi
bagaimana terjadinya cahaya, bagaiamana perambatannya, bagaimana pengukurannya
dan bagaimana sifat-sifat cahaya dikenal dengan nama Optika. Dari sini kemudian
dikenal kata optik yang berkaitan dengan kacamata sebagai alat bantu
penglihatan. Optika dibedakan atas optik geometri dan optik fisik .
Pada optik geometri dipelajari sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan alat-alat yang ukurannya relatif lebih besar dibandingkan dengan
panjang gelombang cahaya. Sedangkan pada optik fisik cahaya dipelajari dengan
menggunakan alat-alat yang ukurannya relatif sama atau lebih kecil dibanding
panjang gelombang cahaya sendiri.
Cahaya selalu merambat lurus seperti yang terlihat
manakala cahaya matahari menerobos dedaunan. Sehingga cahaya yang merambat
digambarkan sebagai garis lurus berarah yang disebut sinar cahaya, sedangkan
berkas cahaya terdiri dari beberapa garis berarah. Berkas cahaya bisa
parallel z, divergen (menyebar) atau konvergen (mengumpul).
Seorang ahli matematika berkebangsaan belanda yang
bernama Willebrod Snellius (1591 – 1626) dalam penelitiannya ia berhasil
menemukan hukum pemantulan cahaya yang berbunyi :
1.
Sinar datang, sinar pantul dan
garis normal terletak pada satu bidang datar.
2.
Sudut sinar datang sama dengan
sudut sinar pantul.
Diagram pemantulan cahaya, dengan keterangan (1) garis normal, (2) sinar datang, dan
(3) sinar pantul. Sudut b adalah sudut datang, sudut c adalah sudut pantul.
Secara garis besar pemantulan cahaya terbagi menjadi dua
yaitu pemantulan teratur dan pemantulan
baur (pemantulan difus). Pemantulan teratur terjadi jika berkas sinar sejajar
jatuh pada permukaan halus sehingga berkas sinar tersebut akan dipantulkan
sejajar dan searah, sedangkan pemantulan baur terjadi jika sinar sejajar jatuh
pada permukaan yang kasar sehingga sinar tersebut akan dipantulkan ke segala
arah.
Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar,
cahaya dipantulkan membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang
datang pada permukaan cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula.
Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan benda. Pemantulan semacam ini disebut
pemantulan teratur atau pemantulan biasa .
Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada
saat cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar
yang datang pada permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar
sejajar. Pemantulan seperti ini disebut pemantulan baur. Akibat pemantulan baur
ini manusia dapat melihat benda dari berbagai arah. Misalnya pada kain atau
kertas yang disinari lampu sorot di dalam ruang gelap, dapat terlihat apa yang ada
pada kain atau kertas tersebut dari berbagai arah. Pemantulan baur yang
dilakukan oleh partikel-partikel debu di udara yang berperan dalam mengurangi
kesilauan sinar matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar