Makna secara etimologi istilah
akhlak berpadanan dengan kata personality atau karakter. Bentuk tunggal kata
akhlaq adalah khulq. (Mujib, 1999). Al-ghazali berpendapat bahwa manusia
memiliki citra lahiriah yang disebut dengan khalq, dan citra batiniah yang
disebut dengan khulq. (Mujib, 1999). Khalq merupakan citra fitrah nafsani fisik
manusia, sedangkan khulq merupakan citra fitrah nafsani psikis manusia. Lebih
lanjut dijelaskan al-Ghazali (Mujib, 1999) bahwa khulq
adalah suatu kondisi (hai’at)
dalam jiwa (nafs) yang suci (rasikhat) dan dari kondisi itu tumbuh suatu
aktivitas yang mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
terlebih dahulu. Sedangkan Ibnu Maskawih mendefinisikan khulq dengan suatu
kondisi (hal) jiwa (nafs) yang menyebabkan suatu aktivitas dengan tanpa
dipikirkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu. Degan kata lain aktivitas
tersebut merupakan reaksi spontan dalam merespon sesuatu.
Definisi akhlak yang dikemukakan
oleh Al-Ghazali tersebut sepadan dengan makna Karakter (character). Karakter
adalah watak, perangai, sifat dasar yang khas, satu sifat atau kualitas yang
tetap terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasi
seorang pribadi. (Mujib, 1999) karakter merupakan ekspresi diri dalam bentuk
tingkah laku dan keseluruhan dari “aku” manusia. Karakter berkemungk inan dapat
dirubah melalui pendidikan sebab dapat dipengaruhi lingkungan. Elemen karakter
terdiri atas dorongan-dorongan, insting, refleks-refleks, kebiasaan-kebiasaan,
kecenderungan-kecenderungan, perasaan, emosi, sentimen, minat, kebajikan, dosa
dan kemauan.
Karakter individu terbagi atas 4
(empat) karakter yaitu karakter baik,
karakter buruk, karakter lemah dan karakter kuat. (Chalil, 2007). Karakter baik
yaitu karakter yang menjadi nilai dari perilaku baik seperti kejujuran,
ketulusan, kerendahan hati, sopan, santun. Karakter buruk yaitu karakter yang
menjadi nilai dari perilaku buruk seperti ketidak jujuran, pamrih, sombong,
licik, egois dan lain-lain. Karakter kuat yaitu karakter yang mendorong
perilaku kuat seperti disiplin, berani, gigih, ulet, tangguh, berani mengambil
resiko dengan pertimbangan yang rasional, bertanggung jawab dan lain-lain.
Karakter lemah yaitu karakter yang mendorong perilaku lemah seperti malas,
tidak disiplin, minder, loyo, kurang bersemangat dan lain-lain.
Apabila karakter lemah dipadukan
dengan karakter baik maka akan melahirkan individu yang tidak produktif berbuat
kebaikan. Jika karakter lemah dipadukan dengan karakter buruk maka akan
melahirkan individu yang tidak produktif berbuat keburukan, individu ini
relatif tidak membahayakan orang lain. Jika karakter kuat dipadukan dengan
karakter buruk maka akan melahirkan individu yang produktif berbuat keburukan,
individu ini jelas sangat berbahaya dan merugikan orang lain. Jika karakter
kuat dipadukan dengan karakter baik maka akan melahirkan individu yang
produktif berbuat kebaikan. Individu inilah yang menjadi harapan penebar
kebaikan dan dimanapun ia berada senantiasa bermanfaat bagi orang lain.
Perpaduan karakter kuat dan karakter baik inilah sebagai pilar pembentukan
individu berakhlak mulia (Gymnastiar, 2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar