Pembelajaran kosakata mempunyai permasalahan yang cukup kompleks, ada
banyak faktor yang terlibat dan perlu dipertimbangkan. Masalah dalam pengajaran
berkaitan dengan peningkatan keberhasilan belajar siswa dalam bahasa yang
dipelajari, bahasa target.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengajaran bahasa Inggris adalah
sebagai berikut.
1) Performative. Pada tahap ini siswa mampu membaca dan menulis, dan
berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan dan berkomunikasi dalam konteks
terbatas.
2) Fungsional. Siswa diharapkan
dapat menggunakan bahasa
untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari seperti membaca surat kabar, membaca manual.
3) Pada tingkat informasional siswa diharapkan dapat mengakses
pengetahuan dengan kemampuan bahasanya. Adanya kaitan antara penguasaan
keterampilan siswa dengan kemampuan apresiasi sastra (mempresentasikan karya
sastra).
4) Pada tingkat episdemik siswa diharapkan dapat mentransformasi
pengetahuan dalam bahasa tertentu ( Chodidjah, 2007: 7).
Tingkat kemampuan dirasa cukup realistis mengingat kosakata sangat
penting dalam pelajaran bahasa Inggris tingkat sekolah dasar yang dimulai pada
kelas empat dengan jam pelajaran 2 X 35 menit per minggu. Diperkirakan jumlah
pertemuan dalam satu tahun adalah 34 sampai dengan 38 minggu (pertemuan). Hal
ini bukan jangka waktu yang lama untuk membuat siswa dapat berkomunikasi dalam
bahasa Inggris, maka pengetahuan yang diberikan dibatasi sehingga sebagian
waktu digunakan untuk melatih kompetensi komunikatif dan berinteraksi dalam
konteks sekolah. Penekanan pendidikan dalam bahasa Inggris di SD adalah
penguasaan bahasa lisan yang digunakan untuk berinteraksi di dalam kelas
(Chodidjah, 2007: 8).
Pemerintah secara khusus memberikan perhatian pada pembelajaran bahasa
Inggris tingkat SD sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Pendidikan Nasional khususnya pasal 19 (1) tentang standar
proses yang berbunyi, “Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik (Chodidjah, 2007: 3). Sesuai dengan Standar
Kompetensi Kelulusan (SKL) tingkat sekolah dasar, pembelajaran bahasa dipengaruhi
oleh kemampuan memahami
(comprehension) dan mempergunakan (production), yang memiliki sifat
reseptif dan produktif.
Kemampuan reseptif terdiri atas dua macam kemampuan berbahasa, yaitu
a) Membaca nyaring dan memahami makna dalam intruksi, informasi, teks
fungsional pendek, teks diskriptif bergambar sangat sederhana yang disampaikan
secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
b) Mendengarkan, memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat
sederhana yang disampaikan secara lisan yang berupa lambang bunyi dalam konteks
kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.
Sementara itu, kemampuan produktif terdiri atas dua macam kemampuan
berbahasa yaitu
a) Kemampuan berbicara, kemampuan menghasilkan ide dan pikiran secara
lisan dalam wacana sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan informasi dalam
konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar. Untuk berbicara harus menguasai
secara aktif struktur dan kosakata bahasa yang bersangkutan.
b) Kemampuan menulis, menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional
pendek sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat dalam kegiatan
menghasilkan bahasa secara tertulis Dalam penulisan diperlukan pengetahuan
tentang struktur dan kosakata bahasa yang bersangkutan (Burhan, 2001: 45). Bahasa Inggris adalah alat untuk
berkomunikasi di jenjang internasional dan global, baik secara lisan maupun
tulisan.
Departemen Pendidikan Nasional, yang sedang mempersiapkan standar
kompetensi dalam kurikulum, menetapkan bahwa kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa Indonesia adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan,
serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan
bahasa Inggris. Dengan demikian, bahasa Inggris berfungsi sebagai alat untuk
berkomunikasi dalam rangka mengakses informasi selain sebagai alat untuk
membina hubungan interpersonal, bertukar informasi serta menikmati estetika
bahasa dalam budaya Inggris.
Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris bertujuan sebagai
berikut:
1) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, baik
dalam bentuk lisan maupun tulis, yang meliputi kemampuan mendengarkan
(listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).
2) Menumbuhkan kesadaran tentang hakikat bahasa dan pentingnya bahasa
Inggris sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar
(Chodidjah, 2007: 5).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar