Permintaan seorang konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama akan menentukan tingkat dan jumlah berbagai barang yang diminta oleh setiap individu. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan, yaitu sebagai berikut.
a. Harga Barang Itu Sendiri
Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, semakin sedikit barang yang diminta. Sebaliknya, semakin turun harga suatu barang, semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa jika harga barang naik, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama), jumlah barang yang diminta per unit waktu akan berkurang. Sebaliknya, jika harga barang turun, jumlah barang yang diminta per unit waktu akan bertambah.
Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, semakin sedikit barang yang diminta. Sebaliknya, semakin turun harga suatu barang, semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa jika harga barang naik, ceteris paribus (keadaan lain tetap sama), jumlah barang yang diminta per unit waktu akan berkurang. Sebaliknya, jika harga barang turun, jumlah barang yang diminta per unit waktu akan bertambah.
b. Pendapatan Konsumen
Hubungan antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta bersifat searah (positif). Hal ini berarti, jika pendapatan konsumen naik, konsumen tersebut akan meminta jumlah barang yang lebih tinggi per unit waktu, dan sebaliknya. Pernyataan ini berlaku terhadap barang normal. Adapun pada barang inferior yaitu barang yang rendah kualitasnya, naiknya pendapatan konsumen akan menyebabkan permintaan terhadap barang tersebut berkurang per unit waktu. Begitupun sebaliknya, turunnya pendapatan konsumen akan menyebabkan permintaan terhadap barang tersebut bertambah. Jadi, dalam barang inferior, hubungan antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta bersifat berlawanan arah (negatif).
Hubungan antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta bersifat searah (positif). Hal ini berarti, jika pendapatan konsumen naik, konsumen tersebut akan meminta jumlah barang yang lebih tinggi per unit waktu, dan sebaliknya. Pernyataan ini berlaku terhadap barang normal. Adapun pada barang inferior yaitu barang yang rendah kualitasnya, naiknya pendapatan konsumen akan menyebabkan permintaan terhadap barang tersebut berkurang per unit waktu. Begitupun sebaliknya, turunnya pendapatan konsumen akan menyebabkan permintaan terhadap barang tersebut bertambah. Jadi, dalam barang inferior, hubungan antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta bersifat berlawanan arah (negatif).
c. Harga Barang Substitusi dan Komplementer
Pada umumnya, barang konsumsi memiliki penggunaan yang saling berhubungan. Penggunaan yang saling berhubungan antara barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu saling mengganti (substitusi) dan saling melengkapi (komplementer). Penggunaan barang yang saling mengganti, contohnya sebagai berikut.
Pada umumnya, barang konsumsi memiliki penggunaan yang saling berhubungan. Penggunaan yang saling berhubungan antara barang konsumsi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu saling mengganti (substitusi) dan saling melengkapi (komplementer). Penggunaan barang yang saling mengganti, contohnya sebagai berikut.
1) Pada saat harga gas elpiji (LPG) naik, ibu-ibu rumah tangga menggantikannya dengan minyak tanah.
2) Pada saat harga daging sapi naik, konsumen akan membeli lebih banyak daging kambing atau daging ayam.
3) Pada saat harga tempe naik, konsumen akan membeli lebih banyak tahu.
Adapun penggunaan barang yang saling melengkapi, contohnya sebagai berikut.
1) Pada saat harga telepon seluler turun, permintaan konsumen akan telepon seluler akan naik sehingga permintaan voucher pulsa akan naik pula.
2) Pada saat harga roti tawar turun, permintaan konsumen akan mentega naik.
3) Pada saat harga kopi naik, permintaan konsumen akan gula turun.
d. Selera Konsumen (Taste)
Selera konsumen bersifat subjektif karena selera konsumen bergantung pada penilaian terhadap barang tersebut. Selera konsumen menunjukkan adanya kebutuhan psikologis dan kebutuhan yang terkondisi. Di samping itu, selera juga dipengaruhi oleh unsur tradisi dan agama. Selera konsumen dapat memengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Naiknya selera konsumen terhadap suatu barang mengakibatkan naiknya permintaan terhadap barang tersebut. Begitupun sebaliknya, jika selera konsumen turun, permintaan konsumen akan berkurang. Misalnya, jika selera Anda terhadap makanan fast food turun, permintaan Anda terhadap makanan fast food akan turun. Sebaliknya, jika selera Anda terhadap makanan tradisional naik, permintaan Anda terhadap makanan tradisional juga akan naik.
Selera konsumen bersifat subjektif karena selera konsumen bergantung pada penilaian terhadap barang tersebut. Selera konsumen menunjukkan adanya kebutuhan psikologis dan kebutuhan yang terkondisi. Di samping itu, selera juga dipengaruhi oleh unsur tradisi dan agama. Selera konsumen dapat memengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Naiknya selera konsumen terhadap suatu barang mengakibatkan naiknya permintaan terhadap barang tersebut. Begitupun sebaliknya, jika selera konsumen turun, permintaan konsumen akan berkurang. Misalnya, jika selera Anda terhadap makanan fast food turun, permintaan Anda terhadap makanan fast food akan turun. Sebaliknya, jika selera Anda terhadap makanan tradisional naik, permintaan Anda terhadap makanan tradisional juga akan naik.
e. Jumlah Penduduk
Semakin besar jumlah penduduk suatu daerah atau negara, semakin tinggi permintaan suatu barang untuk harga tertentu. Sebagai contoh, jumlah penduduk Republik Rakyat Cina (RRC) yang lebih dari 1 miliar jiwa, akan lebih banyak permintaan terhadap pakaian dan makanan dibandingkan penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih kurang 220 juta jiwa.
Semakin besar jumlah penduduk suatu daerah atau negara, semakin tinggi permintaan suatu barang untuk harga tertentu. Sebagai contoh, jumlah penduduk Republik Rakyat Cina (RRC) yang lebih dari 1 miliar jiwa, akan lebih banyak permintaan terhadap pakaian dan makanan dibandingkan penduduk Indonesia yang jumlahnya lebih kurang 220 juta jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar