a. Keseimbangan transaksi berjalan
Adalah keseimbangan yang dihitung dari transaksi barang, jasa, modal dan unilateral. Keseimbangan transaksi berjalan terjadi bila arus uang yang masuk sama dengan arus uang yang keluar. Transaksi berjalan surplus artinya jumlah penerimaan uang lebih besar dari arus uang keluar. Transaksi berjalan defisit artinya arus uang keluar lebih besar dari pada arus uang masuk.
b. Keseimbangan transaksi modal
Adalah keseimbangan yang di hitung dari transaksi investasi (jangka panjang dan jangka pendek), pemindahan emas, dan transaksi pengangkutan mata uang. Transaksi modal dinyatakan surplus bila arus modal yang masuk lebih besar dari arus modal keluar. Transaksi modal dinyatakan defisit bila arus modal yang keluar lebih besar dari arus modal masuk.
c. Keseimbangan Neraca Pembayaran
Adalah keseimbangan akibat transaksi berjalan dan transaksi modal. Keseimbangan neraca pembayaran dapat terlihat pada perubahan cadangan devisa resmi. Bila neraca pembayaran mengalami surplus berarti cadangan devisa resmi akan bertambah dan cadangan devisa resmi akan bertanda negatif.
f. Neraca Pembayaran Surplus dan Neraca pembayaran devisit
Neraca pembayaran surplus berarti jumlah penerimaan lebih besar dari jumlah pengeluaran. Neraca pembayaran defisit berarti jumlah penerimaan lebih kecil dari jumlah pengeluaran. Defisit neraca pembayaran tidak selamanya jelek, perlu dilihat pada komponen yang mana yang mengalami defisit. Bila defisit tersebut pada komponen transaksi berjalan, maka untuk menutupnya perlu peningkatan penerimaan pada transaksi modal, misalnya mencari pinjaman luar negeri, menarik investor asing untuk menanam modalnya di dalam negeri. Defisit Neraca pembayaran jangka pendek tidak masalah, tetapi untuk jangka panjang akan membawa dampak negatif. Surplus Neraca pembayaran yang berkepanjangan akan kurang berarti, jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar