Batuan beku yang telah terbentuk, selanjutnya mengalami pelapukan dan penghancuran oleh tenaga asal luar atau eksogen, seperti air, suhu udara, penyinaran matahari, akar tumbuhan dan lain-lain. Hasil pelapukan kemudian diangkut dan diendapkan di tempat baru sehingga terbentuklah batuan endapan atau batuan sedimen. Batuan sedimen dapat dibedakan berdasarkan kriteria proses pembentukan dan tenaga alam yang mengangkutnya. Berdasarkan proses pembentukan- nya, dapat dibedakan menjadi:
a. Batuan sedimen klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang susunan kimiawinya sama dengan batuan asal. Artinya, batuan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran sebagai akibat proses pelapukan dan penghancuran selama dalam proses pengendapandi tempat baru. Dalam perjalanannya, batuan tersebut mengalami benturan dengan batuan sehingga hancur atau semakin kecil ukurannya menjadi kerikil, pasir, dan lumpur.
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang susunan kimiawinya sama dengan batuan asal. Artinya, batuan tersebut hanya mengalami perubahan ukuran sebagai akibat proses pelapukan dan penghancuran selama dalam proses pengendapandi tempat baru. Dalam perjalanannya, batuan tersebut mengalami benturan dengan batuan sehingga hancur atau semakin kecil ukurannya menjadi kerikil, pasir, dan lumpur.
b.. Batuan sedimen kimiawi
Batuan sedimen kimiawi terbentuk karena adanya proses kimia pada saat pengendapannya, seperti oksidasi, dehidrasi, penguapan, pelarutan, dan lain-lain. Sebagai contoh, di daerah berbatu kapur atau gamping, air hujan yang mengandung CO2 meresap melalui rekahan. Selama melewati rekahan, air hujan yang mengandung CO2 larut dengan batu kapur (CaCO3), sehingga membentuk larutan Ca(HCO3)2. Larutan kapur tersebut kemudian membentuk stalaktit dan stalagmit.
Batuan sedimen kimiawi terbentuk karena adanya proses kimia pada saat pengendapannya, seperti oksidasi, dehidrasi, penguapan, pelarutan, dan lain-lain. Sebagai contoh, di daerah berbatu kapur atau gamping, air hujan yang mengandung CO2 meresap melalui rekahan. Selama melewati rekahan, air hujan yang mengandung CO2 larut dengan batu kapur (CaCO3), sehingga membentuk larutan Ca(HCO3)2. Larutan kapur tersebut kemudian membentuk stalaktit dan stalagmit.
c. Batuan sedimen organik
Batuan sedimen ini terbentuk karena dalam proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme seperti bekas rumah atau cangkang, bangkai binatang laut seperti kerang, terumbu karang, tulang belulang, lapisan humus, kotoran burung guano dan lain-lain. Batuan sedimen juga dapat dibedakan berdasar- kan tenaga pengangungkutnya. Berdasarkan tenaga pengangkutnya, batuan sedimen dapat dikelompok- kan menjadi: 1). batuan sedimen aeolik oleh tenaga angin. 2). batuan sedimen akuatik oleh tenaga air. 3). batuan sedimen glasial oleh tenaga es. 4). batuan sedimen marin oleh tenaga air laut.
Batuan sedimen ini terbentuk karena dalam proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme seperti bekas rumah atau cangkang, bangkai binatang laut seperti kerang, terumbu karang, tulang belulang, lapisan humus, kotoran burung guano dan lain-lain. Batuan sedimen juga dapat dibedakan berdasar- kan tenaga pengangungkutnya. Berdasarkan tenaga pengangkutnya, batuan sedimen dapat dikelompok- kan menjadi: 1). batuan sedimen aeolik oleh tenaga angin. 2). batuan sedimen akuatik oleh tenaga air. 3). batuan sedimen glasial oleh tenaga es. 4). batuan sedimen marin oleh tenaga air laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar