Dalam kegiatan belajar mengajar pasti
ditemukan anak didik yang malas berpartisipasi dalam belajar. Sementara anak
didik yang lain aktif berpartisipasi dalam kegiatan, seorang atau dua orang
anak didik duduk dengan santainya di kursi mereka dengan alam pemikiran yang
entah jauh kemana. Sedikitpun tidak tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran
dengan mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Ketidakminatan suatu mata pelajaran
menjadi penyebab kenapa anak didik tidak bergeming untuk mencatat apa yang
disampaikan guru. Itulah sebagai pertanda bahwa anak didik tidak mempunyai
motivasi untuk belajar. Kemiskinan motivasi intrinsik ini merupakan masalah
yang memerlukan bantuan yang tidak bisa ditunda-tunda. Guru harus memberikan
suntikan berupa motivasi ekstrinsik sehingga dengan bantuan ini anak didik
dapat keluar dari kesulitan belajar.
Bila motivasi ekstrinsik dapat
membantu anak didik keluar dari kesulitan belajar, maka motivasi dapat
diperankan dengan baik oleh guru. Peranan yang dimainkan guru dengan
mengandalkan fungsi-fungsi motivasi merupakan langkah yang akurat untuk
menciptakan iklim belajar yang kondusif bagi anak didik. Baik motivasi
intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai pendorong,
penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap dan
terimplikasi dalam perbuatan.
Dorongan adalah fenomena psikologis
dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan
yang dilakukan. Karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi
merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam mengajar.
Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi
dalam belajar, akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut:
1.
Motivasi Sebagai Pendorong
kegiatan
Pada mulanya anak didik tidak ada
hasrat untuk belajar, tetapi karena ada sesuatu yang dicari maka muncullah
minatnya untuk belajar. Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong
anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu. Jadi, motivasi yang berfungsi
sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil
dalam rangka belajar.
2.
Motivasi Sebagai Penggerak
Perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan
sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tidak terbendung, yang
kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah
melakukan aktifitas belajar dengan segenap raga dan jiwa. Akal pikiran
berproses dengan sikap yang cenderung tunduk dengan kehendak perbuatan belajar.
Sikap berada dalam kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai
yang terpatri dalam wacana prinsip, dalil, dan hukum sehingga mengerti betul
isi yang dikandung.
3.
Motivasi Sebagai Pengarah
Perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi
dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang
diabaikan. Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata
pelajaran tertentu, tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran
yang lain. Pasti anak didik akan mempelajari mata pelajaran dimana tersimpan
sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan dicari anak didik merupakan
tujuan belajar yang akan dicapainya. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah
yang memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar