Struktur ekosistem danau secara vertikal maupun horizontal sangat dipengaruhi oleh penetrasi cahaya dan aktivitas fotosintesis (Smith & Thomas, 2000: 454). Struktur horizontal ekosistem danau dapat dibedakan berdasarkan tergenangnya air dan intensitas cahaya yang dapat masuk ke perairan tersebut. Menurut Smith & Thomas (2000: 454) struktur horizontal ini terdiri dari empat zona yaitu zona litoral, limnetik, profundal dan benthos.
Zona litoral, yakni wilayah pinggiran danau yang dangkal, dengan batuan dasar yang berukuran refaltif besar dan cahaya matahari dapat menembus sampai ke dasar perairan (Effendi, 2003: 32) Zona litoral ini memiliki peranan sebagai pemasok materi organik kedalam danau. Karakteristik khas zona littoral adalah daerah dengan kedalaman air yang relatif dangkal dan banyak ditumbuhi oleh tumbuhan air (Smith & Thomas, 2000: 455). Adapun zona limnetik, yakni wilayah perairan yang terbuka dan sudah tidak banyak mendapat pengaruh dari tepi dan masih memungkinkan sinar matahari menembus lapisan ini untuk digunakan aktivitas fotosintetis.
Zona limnetik ini berbatasan langsung dengan zona litoral secara horizontal dan secara vertikal berbatasan langsung dengan zona profundal yang dibatasi oleh titik kompensasi cahaya. Organisme yang paling dominan di zona ini adalah fitoplankton dan zooplankton. Zona limnetik disebut juga open water (Smith & Thomas, 2000: 456). Zona profundal, yakni wilayah perairan yang sudah tidak memungkinkan sinar matahari mencapai lapisan ini. Pada zona ini besar respirasi dan fotosintesis seimbang. Oksigen yang terlarut pada zona ini sudah terbatas, karena dikonsumsi oleh organisme dekomposer sehingga jumlahnya bekurang.
Sedangkan Zona benthos adalah zona yang terletak di bagian dasar danau. Organisme yang mampu hidup pada zona ini sangat terbatas diantaranya benthos dan periphyton (aufwuchs), zona benthos juga di dominasi oleh bakteri anaerob dan oksigen terlarut sudah sangat sedikit. (Smith & Thomas, 2000: 457). Pengelompokan struktur vertikal perairan danau berdasarkan perbedaan suhu dibagi menjadi tiga yakni daerah epilimnion , termoklin atau metalimnion dan hipolimnion (Effendi, 2003: 33). Dijelaskan lebih lanjut, epilimnion adalah lapisan bagian atas perairan yang memiliki suhu relatif konstan atau perubahan suhu sangat kecil. Termoklin atau metalimnion adalah lapisan di bawah lapisan epilimnion, pada lapisan ini perubahan suhu relatif besar, setiap penambahan kedalaman 1 m terjadi penurunan suhu air sekurang-kurangnya 1 C’. Sedangkan hipolomnion adalah lapisan di bawah lapisan termoklin, perbedaan suhu pada lapisan ini relatif kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar