Banyak cara yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Jika ditinjau dari penyiapan alat tes yang digunakan, maka pengukuran tes prestasi belajar dapat dibagi dua tipe yaitu (1) pengukuran yang menggunakan tes yang dibuat guru dan (2) pengukuran yang menggunakan tes standar. Bentuk tes yang dibuat guru di kelas tentunya berbeda dengan bentuk tes standar. Bentuk tes yang dibuat guru bisa sangat bervariasi, misalnya tes tertulis, tes lisan, tes kinerja, sikap dan pengukurannya lebih menekankan untuk mendapatkan informasi proses pembelajaran siswa dari hari ke hari.
Sedangkan bentuk tes standar, soal dan penskorannya harus lebih objektif dan mudah dilakukan sehingga pada umumnya hanya menggunakan satu jenis penilaian saja yaitu tes tertulis. Ada beberapa jenis tes standar menurut (Ebel & Frisbie, 1991 dalam Cartono,2007) diantaranya
1) tes bakat, tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan umun dan mmprediksi performa yang akan datang sebagai contoh tes intelegnsi umum (IQ) yang dikembangkan oleh Alfred binet untuk mengukur kecerdasan diases dalam suatu interval karakteristik mental dan keterampilan seperti memori, pengetahuan, kosa kata, pemecahan masalah.
2) tes prestasi (achievement), tes ini digunakan a) untuk memprediksi performa yang akan datang dalam bidang studi b) untuk mendiagnosis kesulitan siswa.
c) sebagai tes formatif kemajuan siswa. d) sebagai tes sumatif belajar. Tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunkan tes pilihan ganda yang merupak salah satu bentuk tes standar.tes pilihan ganda merupakan bentuk tes yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disedikan. Kontruksinya terdiri dari pokok soal dan pilihan jawaban.
Pilihan jawaban terdiri atas kunci dan pengecoh. Kunci jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling benar sedangkan pengecoh merupakan jawaban tidak benar, namun daya jebaknya harus berfungsi, artinya siswa memungkinkan memilihnya jika tidak menguasai materinya. Soal pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang tinggi, mengukur berbagai tingkatan kognitif seprti yang dikemukana oleh (Bloom dalam Cartono,2007:81) C1 (penegtahuan), C2 (Pemahaman), C3 (Penerapan), C4 (sintesis), C5 (analisis), C6 untuk (evaluasi) tidak bisa digunakan dalam tes pilihan ganda. Pada tes pilihan ganda dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas dalam suatu tes. Bentuk ini sangat tepat digunakan untuk ujian berskala besar yang hasilnya harus segera diumumkan, seperti ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri. Hanya saja, untuk meyusun soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu lama, disamping itu, penulis soal akan kesulitan membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi, terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban, dan peserta mudah mencotek kunci jawaban. Untuk menghindari peluang terjadinya kecurangan maka ditawarkan alternatife soal Tes peta kons
Tidak ada komentar:
Posting Komentar